Bisnis.com, JAKARTA — Pasukan militer Rusia menembaki sebuah masjid di kota pelabuhan Mariupol, bagian selatan Ukraina. Padahal, masjid itu menjadi tempat berlindung lebih dari 80 orang dewasa dan anak-anak.
Dilansir dari Aljazeera pada Minggu (13/3/2022), Kementerian Luar Negeri Ukraina menjelaskan bahwa masjid itu menjadi tempat berlindung sejumlah masyarakat Mariupol dari konflik yang terjadi di luar. Terdapat pula warga Turki yang berlindung di sana.
Pemerintah Ukraina belum menjelaskan apakah terdapat korban luka atau korban jiwa dari serangan Rusia itu. Namun, serangan ke wilayah sipil tidak dibenarkan.
"Masjid Sultan Sulaiman [????????????? ??????, dalam bahasa Ukraina] di Mariupol ditembaki oleh penjajak Rusia," tulis Kementerian Luar Negeri Ukraina dalam cuitan Twitternya, dikutip dari Aljazeera pada Minggu (13/3/2022) pagi.
The mosque of Sultan Suleiman the Magnificent and his wife Roxolana (Hurrem Sultan) in Mariupol was shelled by Russian invaders.
— MFA of Ukraine ?? (@MFA_Ukraine) March 12, 2022
More than 80 adults and children are hiding there from the shelling, including citizens of Turkey. #StopRussianAggression#closeUAskyNOW pic.twitter.com/Uel5AoyZUt
Moskow membantah bahwa pihaknya menargetkan wilayah sipil dalam apa yang mereka sebut 'operasi militer khusus' di Ukraina. Seperti diketahui, serangan tentara Rusia ke Ukraina telah berlangsung lebih dari dua pekan.
Mariupol, yang terletak di wilayah Donetsk telah dikepung dan dibombardir oleh pasukan Rusia. Salah seorang eksekutif Doctors Without Borders menjelaskan bahwa situasi kota pelabuhan itu sangat putus asa, karena warga sipil kehabisan air, makanan, dan pemanas, serta terus berupaya melarikan diri.
Baca Juga
Ukraina menuduh Rusia menolak izin warga sipil untuk keluar dari wilayah Mariupol sehingga ratusan ribu orang terperangkap di sana. Namun, pasukan di bawah komando Vladimir Putin itu justru menilai bahwa Ukraina gagal mengevakuasi warganya.
Pemerintah Ukraina berupaya membuka jalur untuk memungkinkan evakuasi warga sipil ke Zaporizhzhia, sekitar 200 kilometer ke arah timur laut Mariupol. Jalur evakuasi pun terus diupayakan untuk bisa dibuka di sekitar Kyiv, ibu kota Ukraina.
"Saya sangat berharap hari ini akan berjalan dengan baik, bahwa rute yang direncanakan akan dibuka dan bahwa Rusia akan memenuhi kewajibannya mengenai ketaatan terhadap gencatan senjata," ujar Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereschuk, dilansir dari Aljazeera.