Bisnis.com, JAKARTA - Kasus penganiayaan dan percobaan pembunuhan Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pertama belum ada perkembangan lanjutan.
Meski sudah ada beberapa orang yang ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka, namun hingga saat ini siapa aktor intelektual dan motif pelaku melakukan tindakan penganiayaan tersebut belum berhasil diungkap pihak kepolisian.
"Sudah 2 minggu lebih kasus penganiayaan/percobaan pembunuhan terhadap diri saya belum menemukan titik terang siapa dalang atau aktor intelektual utama yang menggerakkan AS (petinggi partai Golkar) sehingga terjadi peristiwa ini" tulis Haris melalui akun Twitternya, Jumat (11/3/2022).
Meski dirasa ada sejumlah kejanggalan dalam pengungkapan kasus tersebut, pihaknya mengaku masih optimistis bahwa Polri dapat mengungkapnya secara profesional.
Terlebih lagi, petinggi Golkar berinisial AS sudah ditetapkan sebagai tersangka karena dugaan keterlibatannya.
Baca Juga
"Saya sampai detik ini masih sangat yakin degan kemampuan/kecanggihan POLRI. Bahwa kasus penganiayaan/percobaan pembunuhan terhadap diri saya dapat di ungkap secara terang benderang. AS (petinggi partai Golkar) pasti bisa dibuat mengaku," katanya.
"AS (petinggi partai Golkar) melakukan penganiayaan/percobaan pembunuhan terhadap diri saya pastilah dikarenakan alasan yang kuat. Saya tidak mengenal AS, lalu untuk siapakah AS melakukan pidana ini?" lanjutnya.
Lantaran ada keterlibatan politisi Golkar berinisial AS itu, ia kemudian menduga-duga terkait motif di balik kasus penganiayaan itu.
Salah satunya yaitu terkait cuitannya pada 4 Februari 2022 lalu yang menyinggung soal dugaan perselingkuhan dari seorang menteri di kabinet Jokowi.
"Namanya adalah Rifa Handayani. Ini adalah wanita yang sudah mengaku berselingkuh dengan salah satu MENKO di Kabinet Pak @jokowi. Padahal status dia sudah menikah dengan lelaki berwarga negara Jepang. Jika ini hanya sebuah fitnah maka wanita ini wajib di proses hukum," demikian bunyi cuitan di akun Twitter Haris @knpiharis.
Dikutip dari Tempo, Haris menyatakan ada indikasi cuitannya itu menyinggung Partai Golkar sehingga membuat dia dikeroyok.
"Indikasi ke sana kayaknya. Saya mengkritisi Ketua Golkar karena kasus itu. Itu dugaan saya. Saya sempat protes keras untuk kebaikan partai juga," kata Haris saat dihubungi, Rabu, 2 Maret 2022.