Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ukraina Tak Lagi Mendesak Jadi Anggota NATO, Turuti Rusia?

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa negaranya tidak akan mendesak untuk menjadi bagian dari keanggotaan The North Atlantic Treaty Organization (NATO).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberikan keterangan melalui video yang diunggah di Facebook
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberikan keterangan melalui video yang diunggah di Facebook

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa negaranya tidak akan mendesak untuk menjadi bagian dari keanggotaan The North Atlantic Treaty Organization (NATO).

Zelensky pun mengatakan dirinya terbuka untuk berkompromi pada status dua wilayah pro-Rusia, Donetsk dan Luhansk yang diakui Presiden Vladimir Putin sebagai wilayah merdeka sebelum melancarkan invasi pada 24 Februari 2022.

"Saya telah tenang mengenai pertanyaan ini sejak lama setelah kami memahami bahwa NATO tidak siap untuk menerima Ukraina," kata Zelensky dalam sebuah wawancara yang disiarkan ABC News pada Senin (7/3/2022) malam waktu setempat.

Zelensky pun menegaskan bahwa Ukraina tidak lagi memaksakan untuk menjadi anggota NATO, karena mengetahui aliansi pertahanan itu khawatir akan konfrontasi dengan Rusia.

"Aliansi itu takut hal-hal kontroversial dan konfrontasi dengan Rusia," ujarnya.

Zelensky lantas menegaskan bahwa dirinya pun tidak sudi menjadi presiden yang negaranya yang memohon-mohon hingga berlutut untuk menjadi bagian dari NATO.

Sekadar informasi, Rusia pun mengatakan tidak ingin negara tetangga Ukraina bergabung dengan NATO, aliansi transatlantik yang dibuat pada awal Perang Dingin untuk melindungi Eropa dari Uni Soviet.

Dalam beberapa tahun terakhir aliansi telah berkembang lebih jauh dan lebih jauh ke timur untuk mengambil negara-negara bekas blok Soviet hingga membuat marah Kremlin.

Presiden Vladimir Putin geram karena dalam beberapa tahun belakangan, NATO terus memperluas cengkeramannya ke negara-negara sekitar Rusia. Alhasil, Rusia menganggap perluasan wilayah NATO ini sebagai ancaman, terutama karena unsur-unsur militer aliansi Barat ini berada tepat di depan pintu negaranya.

Di tengah peningkatan ketegangan ini, Rusia mengakui kemerdekaan Luhansk dan Donetsk, wilayah di timur Ukraina yang dikuasai separatis pro-Moskow.

Lebih lanjut, Zelensky mengatakan bahwa Ukraina sangat terbuka untuk dialog.

"Saya membicarakan soal jaminan keamanan. [Luhansk dan Donetsk] belum diakui negara mana pun kecuali Rusia, republik pseudo ini. Namun, kami bisa mendiskusikan dan mencari kompromi mengenai nasib wilayah ini," katanya.

Dia melanjutkan, saat ini yang terpenting bagi negaranya adalah bagaimana warga di wilayah itu yang ingin tetap menjadi bagian Ukraina, dan bagaimana warga Ukraina lainnya mau menerima mereka.

“Masalahnya lebih sulit dari sekadar mengakui [kemerdekaan] mereka," ujarnya.

Melihat betapa pelik permasalahan ini, Zelensky meminta Putin untuk segera membuka jendela diskusi demi mencari jalan keluar yang baik.

"Yang perlu dilakukan adalah Putin mulai bicara, memulai dialog, ketimbang hidup di dalam gelembung informasi tanpa oksigen," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper