Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasukan Rusia Serang Warga Sipil Ukraina, 1,5 Juta Orang Mengungsi

Setelah "perlawanan kuat" dari tentara Ukraina, terjadi "operasi besar-besaran" oleh Rusia terhadap warga sipil.
Warga Ukraina yang mengungsi berada di Siret, Rumania, Selasa (1/3/2022). REUTERS/Stoyan Nenov
Warga Ukraina yang mengungsi berada di Siret, Rumania, Selasa (1/3/2022). REUTERS/Stoyan Nenov

Bisnis.com, JAKARTA--Rusia menyerang sasaran sipil di Ukraina, termasuk rumah sakit, fasilitas perawatan kesehatan dan sekolah, kata satu pejabat Ukraina.

Wakil Perdana Menteri Ukraina, Olha Stefanishyna mengatakan bahwa setelah "perlawanan kuat" dari tentara Ukraina, terjadi "operasi besar-besaran" oleh Rusia terhadap warga sipil.

Satu keluarga beranggotakan empat orang tewas ketika pasukan Rusia menembakkan peluru ke orang-orang yang melarikan diri dari konflik di Irpin kemarin seperti dikutip BBC.com, Senin (7/3/2022).

Sedangkan di kota pelabuhan Mariupol, evakuasi massal terpaksa dibatalkan. Kota itu sekarang berada di hari kelima tanpa air mengalir, tanpa listrik, tanpa sanitasi, dan makanan.

Dewan Kota di sana mengatakan rencana untuk menyelamatkan warga sipil telah dibatalkan sejak dua hari terakhir karena penembakan oleh pasukan Rusia membuatnya tidak mungkin dilakukan. Sementara Rusia menyalahkan pasukan Ukraina.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatakan fasilitas kesehatan diserang. Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kerusakan fasilitas kesehatan telah menyebabkan "banyak kematian dan cedera".

Pemerintah Inggris menuduh Rusia menargetkan daerah berpenduduk sipil "di beberapa lokasi" berdasarkan laporan  intelijen. Mereka "sebelumnya menggunakan taktik serupa di Chechnya pada 1999 dan Suriah pada 2016".

Tim pemantau PBB mengatakan 364 kematian warga sipil yang telah dikonfirmasi di Ukraina sejak invasi dimulai pada 24 Februari, tetapi angka sebenarnya akan "jauh lebih tinggi".

Sedangkan UNHCR mengatakan lebih dari 1,5 juta orang telah meninggalkan Ukraina sejak Rusia melakukan invasi.

Akan tetapi, Rusia membantah menargetkan warga sipil dengan mengatakan pihaknya melakukan "operasi militer khusus" melawan "nasionalis" Ukraina dan "neo-Nazi".


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper