Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sejarah Hari Ini: Indonesia Borong Senjata dari Uni Soviet, Rusia-Jepang Perang Berebut Korea

Hari ini dalam sejarah 4 Maret: terjadinya perjanjian jual beli senjata antara Indonesia dan Uni Soviet hingga kekalahan pasukan Rusia melawan Jepang di Korea.
Presiden Soekarno dengan Perdana Menteri Uni Soviet Nikita Khrushchev
Presiden Soekarno dengan Perdana Menteri Uni Soviet Nikita Khrushchev

Bisnis.com, SOLO - Hari ini dalam sejarah mencatat adanya jual beli senjata yang dilakukan oleh Indonesia dan Uni Soviet.

Indonesia membeli senjata dari Uni Soviet pada 1961 untuk menjalankan Operasi Tri Komando Rakyat atau Trikora.

Operasi Trikora merupakan konflik 2 tahun yang dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan Irian Barat (Papua).

Sebelum menjalin kerja sama dengan Uni Soviet, Indonesia terlebih dahulu mendatangi Amerika Serikat namun akhirnya gagal.

Pada Desember 1960, Jenderal A. H. Nasution pergi ke Moskwa, Uni Soviet. Ia akhirnya berhasil mengadakan perjanjian jual-beli senjata dengan pemerintah Uni Soviet.

Proses negosisasi berhasil selesai pada 6 Januari 1961 dan Nasution berhasil membawa alutsista dari Moskow menuju Jakarta.

Dalam misinya di Moskow, Nasution pun berhasil membawa alutsista senilai 450 juta dolar dengan mekanisme pembayaran dilakukan secara kredit berjangka 20 tahun dengan bunga 2,5%.

Alutsista-alutsista yang berhasil diborong oleh Nasution, antara lain 12 kapal selam, tank, kapal roket cepat, pesawat tempur, helikopter, peralatan amfibi, dan berbagai persenjataan berat asal Uni Soviet lainnya.

Rusia vs Jepang

Pada 4 Maret 1904, Rusia dipaksa mundur oleh tentara Jepang saat berada di Korea. Sejumlah 100 ribu pasukan Jepang berhasil 'mengusir' Rusia dari Korea menuju Manchuria, China.

Perang antara Jepang dan Rusia berlangsung sejak tanggal 10 Februari 1904 hingga 5 September 1905. 

Perang ini terjadi karena perebutan Kota Port Arthur (kota pelabuhan di China) dan Jazirah Liaodong, ditambah dengan jalur rel menuju Harbin.  

Perang akhirnya berakhir dengan perjanjian damai, setelah terjadi selama 19 bulan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper