Bisnis.com, JAKARTA – Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Sung Yong Kim menyayangkan langkah operasi militer yang masih dilakukan oleh pasukan Rusia di Ukraina.
Dikutip melalui keterangan pers, Sung mengatakan pihaknya telah mengamati konflik di Ukraina dengan sangat cermat, di mana disebutkan bahwa AS akan mendukung penuh Ukraina.
“Serangan ini telah direncanakan oleh Vladimir Putin sejak lama. Dia secara metodis telah memindahkan lebih dari 150.000 tentara serta peralatan militer ke perbatasan Ukraina,” katanya, dikutip melalui rilisnya, Jumat (4/2/2022).
Dia melanjutkan, Rusia juga telah memindahkan pasokan-pasokan darah ke posisinya serta membangun rumah sakit di lapangan yang menunjukkan niatnya selama ini untuk melakukan aksi militer.
Bahkan, Sung menyebutkan bahwa Presiden Rusia tersebut turut menolak setiap upaya itikad baik dari Amerika Serikat (AS) dan Sekutu serta mitra mereka untuk mengatasi masalah keamanan dunia.
“Dia [Putin] menolak setiap upaya itikad baik dari Amerika Serikat dan Sekutu serta mitra kami untuk mengatasi masalah keamanan yang dibuat-buat yang dibuat-buat dan untuk menghindari konflik yang tidak perlu serta penderitaan manusia, dengan terlibat dalam diplomasi dan dialog,” ujarnya.
Baca Juga
Tidak hanya itu, Sung menilai Rusia terus menjustifikasi agresi militernya dengan secara tidak benar dengan mengklaim kebutuhan untuk menghentikan genosida di Ukraina.
“Meskipun tidak ada bukti bahwa genosida terjadi di sana, tetapi kita telah melihat Rusia menggunakan taktik seperti ini sebelum mereka menginvasi Ukraina pada 2014 dan Georgia pada 2008,” tuturnya.
Kemudian, dia melanjutkan pada saat yang hampir bersamaan ketika Dewan Keamanan PBB bertemu untuk membela kedulatan Ukraina dan mencegah terjadinya bencana, Putih melancarkan invasinya serta melanggar hukum internasional.
Hal tersebut dibuktikan melalui rudal yang mulai menghujani kota-kota bersejarah di Ukraina. Bahkan, datang serangan udara, deretan tank, dan batalyon pasukan.
“Kami selalu transparan terhadap dunia. Kami mendeklasifikasi informasi intelejen kami sehubungan rencana Rusia ini agar tidak ada kebingungan maupun yang ditutup-tutupi. Putih adalah agresornya. Putin memilih perang ini. Dan kini rakyatnya akan menanggung konsekuensi keputusannya untuk berinvestasi di dalam perang, alih-alih berinvestasi untuk mereka,” ujarnya.
Dia melanjutkan, dunia mengamati konflik ini secara saksama, dan jika tentara Rusia melakukan kekejaman, mereka akan menjajaki semua mekanisme internasional yang dapat digunakan untuk mengadili Rusia, baik itu anggota militer maupun pemimpin sipil.
Penyebabnya, diyakini agresi Putin terhadap Ukraina akan sangat merugikan Rusia, baik secara ekonomi maupun strategis. Bahkan, seharusnya rakyat Rusia berhak mendapatkan yang lebih baik dari pemerintah mereka alih-alih tanggunan biaya masa depan yang besar yang disebabkan oleh invasi ini.
“Kebebasan, demokrasi, dan martabat manusia adalah kekuatan yang jauh lebih tangguh dibandingkan ketakutan dan penindasan. Dalam kontestasi antara demokrasi dan otokrasi, antara kedaulatan dan penaklukan, satu yang pasti benar, kebebasan akan menang,” tegas Sung.