Bisnis.com, JAKARTA - Polisi telah menangkap tiga dari lima pelaku pengeroyokan Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pertama.
Beberapa pelaku yang diringkus berprofesi sebagai penagih utang alias debt collector. Hal itu diungkap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Tubagus Ade Hidayat.
"[Profesi] swasta, debt collector," kata Tubagus, Selasa (22/2/2022).
Tubagus masih belum membeberkan secara detail terkait motif dari para pelaku melakukan pengeroyokan.
"Saya belum bisa jawab hari ini karena baru ditangkap pagi tadi dan kami masih kumpulkan barang bukti untuk kepastian orang yang diamankan," kata Tubagus.
Lebih lanjut dia membeberkan peran para pelaku. Tubagus mengatakan empat orang di antaranya melakukan pengeroyokan. Sementara itu, satu pihak lain berperan sebagai orang yang menyuruh empat pelaku lainnya.
"Dari empat orang yang mengeroyok, dua diantaranya sudah diamankan, tinggal dua lagi eksekutornya," ujarnya.
Tersangka MS alias Bram berperan menendang badan dan wajah korban, kemudian JT alias Johar berperan memukul wajah korban dengan tangan kosong sebanyak tiga sampai empat kali. Kemudian, tersangka berinisial SS lah yang berperan menyuruh melakukan pengeroyokan.
"Tersangka Irwan yang berstatus DPO perannya dia memukul dengan menggunakan helm kepada temannya korban yg saat itu bersama korban. Harfi dia pukul pakai batu. SS berperan memberi perintah untuk melakukan (pengeroyokan) itu," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pertama melaporkan peristiwa pengeroyokan yang dialaminya di salah satu restoran di Menteng, Jakarta Pusat ke Polda Metro Jaya, Senin (21/2/2022) malam.
"Saya meminta kepolisian menangkap pelaku pengeroyokan terhadap diri saya karena ada bahasa bunuh dan mati. Saya yakin saya tidak pernah punya masalah dengan orang-orang tersebut. Saya yakin ada dalang di belakang permasalahan ini. Saya yakin orang orang ini hanya dipergunakan oleh seseorang untuk menghabisi saya," kata Haris di Polda Metro Jaya.
Haris menjelaskan, dirinya saat itu berada di salah satu restoran di Cikini untuk bertemu dengan tim hukum DPP KNPI pada Senin (21/2/2022) siang sekitar pukul 14.00 WIB. Namun, saat baru saja turun dari mobilnya, Haris mendadak diserang sekelompok orang.