Bisnis.com, JAKARTA - China terus berupaya menjadi negara adidaya luar angkasa setelah Rusia dan Amerika Serikat (AS) dengan merencanakan eksplorasi ke planet Jupiter dan menjalanankan misi berawak ke bulan.
Langkah ini memanaskan medan pertempuran teknologi antara AS dan China dengan posisi ekonomi terbesar kedua di dunia untuk menjadi negara adidaya luar angkasa pada tahun-tahun mendatang. Selama beberapa tahun terakhir, China telah memiliki beberapa keberhasilan penting di luar angkasa.
Pada tahun 2020, China menyelesaikan Beidou, sistem navigasi globalnya yang terbuat dari jaringan satelit. Beidou adalah saingan Global Positioning System (GPS) milik Pemerintah AS.
Pada 2019, China mendaratkan pesawat ruang angkasa di sisi gelap bulan yang pertama di dunia.
Pada bulan Desember, sebuah pesawat ruang angkasa China kembali ke bumi dari bulan dengan sampel batuan bulan untuk pertama kalinya di negara itu. Tahun lalu, China pun mulai bekerja di stasiun luar angkasanya sendiri dan mengirim astronot ke sana.
China juga mendaratkan pesawat ruang angkasa tanpa awak di Mars tahun lalu, sehingga menjadi negara kedua yang mendaratkan wahananya di planet merah setelah AS.
Baca Juga
Dengan pencapaian tersebut, Beijing ingin meningkatkan daya saingnya di dunia luar angkasa.
Dewan Negara, badan eksekutif tertinggi China, merilis buku putih minggu lalu yang menguraikan keberhasilan dan target untuk periode antara tahun 2021 dan 2025 sebagai bagian dari rencana pembangunan lima tahun negara tersebut.
Berikut beberapa agenda penting dari rencana yang ingin dilakukan Beijing:
1. Selain mengembangkan satelit baru untuk fungsi seperti pemantauan karbon di atmosfer, pihaknya juga melakukan penelitian untuk Beidou generasi berikutnya.
2 Peluncuran teleskop ruang angkasanya yang disebut Xuntian sekaligus menyelesaikan stasiun ruang angkasanya sendiri menjadi bagian dari program tersebut.
China juga fokus untuk membangun teknologi baru seperti manajemen otonom pesawat ruang angkasa dan cara membersihkan puing-puing luar angkasa yang telah menjadi masalah besar.
3. China akan melanjutkan penelitian dan perencanaan pendaratan berawak di bulan dan mengembangkan pesawat ruang angkasa baru untuk misi semacam itu. Rencana tersebut juga menyebutkan China ingin bekerja sama dengan negara lain untuk membangun stasiun penelitian di bulan.
4. Beijing melihat prospek ke luar permukaan bulan. Para ilmuwan negara jtu ingin menyelesaikan penelitian tentang cara mendapatkan sampel dari Mars dan mempelajarinya.
5. China juga ingin meletakkan dasar untuk penjelajahan Jupiter.
Pada tahun lalu China berencana untuk mengirim misi berawak ke Mars pada 2033 dan membangun pangkalan di sana.
“Memajukan teknologi satelit tidak hanya dapat membantu membuat bisnis di Bumi lebih digital, tetapi juga memiliki manfaat ekonomi,” menurut Dewan Negara China sspedfi dikutip CNBC.com, Selasa (1/2/2022).
Disebutkan bahwa hal itu juga dapat memacu bisnis baru, termasuk pariwisata luar angkasa dan biomedis.
Bahkan China mengatakan juga akan melanjutkan penelitian ke dalam "fisika luar angkasa" yang mencakup pencarian planet layak huni lainnya.