Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

AS dan Rusia Memulai Pembicaraan soal Ketegangan di Ukraina Hari Ini

Pembicaraan antara AS dan Rusia berlangsung setelah Moskow meminta jaminan keamaman baru kepada negara Barat yang menuntut negara itu menarik pasukan dari Ukraina.
John Andhi Oktaveri
John Andhi Oktaveri - Bisnis.com 09 Januari 2022  |  14:32 WIB
AS dan Rusia  Memulai Pembicaraan soal Ketegangan di Ukraina Hari Ini
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan mahasiswa melalui panggilan konferensi video di kediaman negara di Zavidovo, Rusia 25 Januari 2021. - Antara/Reuters\\r\\n

Bisnis.com, JAKARTA--Amerika Serikat dan Rusia memulai pembicaraan soal ketegangan yang meningkat di Ukraina pada hari ini di Jenewa.

Pembicaraan ini dilakukan setelah Moskow meminta jaminan keamaman baru kepada negara Barat yang menuntut negara itu menarik pasukan dari Ukraina.

Pertemuan tingkat tinggi dimulai dengan Rusia akan bertemu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE). Sedangkan AS berusaha meyakinkan sekutu Eropa bahwa mereka tidak akan dikesampingkan.

Rusia sejak akhir tahun lalu telah mengerahkan puluhan ribu tentara di perbatasan Ukraina dan menuntut jaminan bahwa NATO tidak akan memperluas pengruh ke timur atau mendirikan pangkalan lebih lanjut di bekas Uni Soviet.

AS, yang diwakili oleh Wakil Menteri Luar Negeri Wendy Sherman, setuju untuk melakukan pembicaraan meskipun menjelaskan bahwa banyak dari proposal Moskow tidak mendukung.

Pembicaraan itu semula dijadwalkan akan dimulai pada Senin, tetapi Sherman sekarang akan mengadakan makan malam dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov, kata seorang juru bicara Departemen Luar Negeri seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Minggu (9/1).

Sedangkan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken menolak tuntutan Moskow dan mengatakan bahwa pembicaraan tidak akan menghasilkan kemajuan selama Rusia masih menghadapkan moncong senjatanya ke Ukraina.

"Kami siap untuk membalas dengan keras agresi Rusia lebih lanjut. Tetapi solusi diplomatik masih mungkin dan lebih disukai jika Rusia memilihnya," kata Blinken.

Presiden Rusia Vladimir Putin  bertemu dengan mitranya Presiden  AS Joe Biden di Jenewa pada bulan Juni tahun lalu dan menyepakati pembicaraan soal "stabilitas" reguler antara Sherman dan Ryabkov yang akan kembali memimpin delegasi Rusia.

Dalam dua panggilan telepon dengan Putin, Biden memperingatkan konsekuensi berat jika Rusia menginvasi Ukraina. Langkah-langkah yang sedang dipertimbangkan termasuk sanksi terhadap orang lingkaran dalam Putin selain membatalkan jalur pipa Nord Stream 2 Rusia yang kontroversial ke Jerman atau, dalam skenario yang paling drastis, memutuskan hubungan Rusia dengan sistem perbankan dunia.

Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, memperingatkan bahwa Washington juga akan mengirim lebih banyak pasukan ke negara anggota NATO timur seperti Polandia dan Baltik jika Rusia menyerbu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

rusia ukraina
Editor : Edi Suwiknyo

Artikel Terkait



Berita Terkini

back to top To top