Bisnis.com, JAKARTA – Aliza Gunado, tangan kanan mantan Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin, mengenal saksi yang mengetahui proses suap yang menjerat bosnya.
Atas keterangan yang berbeda tersebut, majelis hakim meminta Jaksa KPK agar menindaklanjutinya keterangan Aliza.
“Tentu apa yang disampaikan hakim menjadi perhatian serius kami untuk menentukan sikap berikutnya terhadap saksi dimaksud,” kata Pelaksana Tugas Juru Bicara KPK Ali Fikri, Selasa (4/1/2022).
Ali menjelaskan bahwa seluruh keterangan saksi-saksi dipersidangan telah disimak dan dicatat dengan baik oleh tim jaksa.
“Berikutnya segera dilakukan analisa keterangan antar saksi tersebut dan dituangkan dalam analisa fakta surat tuntutan jaksa,” jelasnya.
Meski ada perbedaan keterangan antarsaksi, KPK berharap seluruh keterangan para saksi akan dinilai dan dipertimbangkan hakim dalam putusannya.
Pada persidangan kemarin, Jaksa KPK memanggil tiga orang saksi. Mereka adalah Kasi Dinas Bina Marga Lampung Tengah, mantan Kadis Bina Marga Lampung Tengah Taufik Rahman, dan seorang konsultan Darius Hartawan.
Agendanya adalah mengonfrontasi pernyataan Aliza. Ini karena dia mengaku tidak kenal dengan Azis dan juga para saksi. Padahal, tiga saksi tersebut yang mengetahui proses dugaan korupsi sering menyebut namanya.
Darius mengatakan bahwa mengenal Aliza pertama kali di sebuah kafe Bandar Lampung. Saat itu, dia dikenalkan oleh kawannya.
“Betul ini orangnya?” tanya hakim kepada Darius dengan menunjuk Aliza di persidangan, Senin (3/1/2022).
Darius menjawab iya. Akan tetapi Aliza saat ditanya hakim mengaku tidak kenal dengan Darius.
Hakim lalu bertanya lagi pada Darius untuk melihat dengan tegas apakah orang yang di sebelahnya adalah Aliza yang dia sebut dalam kasus Azis.
“Betul, Pak [hakim],” dijawabnya. Orang yang di sebelahnya itu pula yang Darius temui di Jakarta.
Hakim lalu bertanya pada saksi lainnya, yaitu Aan. Dia mengiyakan Aliza yang hadir di persidangan adalah Aliza tangan kanan Azis. Lagi-lagi Aliza mengelak.
Kemudian hakim bertanya pada saksi ketiga, yaitu Taufik. Dia menjawab kenal dengan Aliza yang sedang dikonfrontasi tersebut. Aliza masih kukuh menjawab tidak kenal dengan Taufik.
“Tiga orang kenal tapi saudara tidak kenal dengan orang ini,” kata hakim sambil tertawa.
Dalam persidangan itu, Aan membeberkan kali pertama bertemu dengan Aliza dan proses terjadinya penyerahan uang suap untuk Azis.
Pada Kamis, (20/7/2017), Aan bersama Taufik dan tim terbang ke Jakarta untuk mencari tahu perkembangan pengajuan kenaikan dana alokasi khusus (DAK) Lampung Tengah.
“Rencana bertemu terdakwa [Azis] untuk bahas DAK. Di Jakarta menginap di Hotel Veranda. Setelah itu habis Magrib, lalu ke Vios Kitchen untuk bertemu terdakwa,” katanya di persidangan, Senin (3/1/2021).
Aan menjelaskan bahwa hingga tengah malam tidak bertemu dengan Azis. Setelah itu mereka balik ke hotel.
Paginya, Aan bertemu dengan Aliza di kolam renang hotel setelah tahu atasannya, Taufik, sedang berbincang. Di situ, mereka berkenalan dan menukar nomor telepon.
“Katanya [Taufik], ini Aliza. Orang dekat terdakwa. Kalau Lampung dapat kuota, ada sejumlah uang yang kita berikan. Diberikan ke Aliza,” jelas Aan merekonstruksi ulang kejadian.
Hakim lalu meminta agar Aan melihat Aliza. Apakah itu orang yang dia maksud dan tengah dikonfrontasi di persidangan. Aan mengiyakan.
Keesokannya, Aan dan Taufik kembali bertemu dengan Aliza. Ini setelah dipastikan Lampung Tengah mendapat kenaikan DAK.
Setelah itu Aan diminta untuk menyiapkan uang yang sudah ditentukan. Dia mendapat dari beberapa orang dinas dan rekanan dengan total Rp2,085 miliar.
Salah satu pegawai Dinas Bina Marga datang ke Jakarta membawa Rp1,135 miliar dari total uang pelicin yang disediakan.
Kemudian menggunakan satu mobil, mereka pergi ke sebuah mal yang Aan lupa namanya. Dalam satu kendaraan ada enam orang, di antaranya adalah Aliza dengan dua kawannya.
Sampai di parkiran hotel, Aan menyerahkan uang yang dimasukkan ke dalam tas tersebut ke Aliza. Aliza lalu memerintahkan dua kawannya untuk menukar Rp1,135 miliar ke dalam dolar Singapura.
“Sekitar 1 jam kawannya datang bawa amplop dan isinya uang dolar dan dikasih ke Aliza. Aliza ambil dan ditunjukkan ke saya dalam bentuk dolar singapura. Kalau tidak salah dalam bentuk seribuan [pecahannya],” terang Aan.