Bisnis.com, JAKARTA—Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan akan mempertimbangkan serangan militer ke Ukraina jika merasa terancam oleh aktivitas negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Pernyataan Putin menunjukkan potensi invasi negara itu ke Ukraina tinggi dan belum akan mengurangi jumlah pasukannya di perbatasan kedua negara.
Dalam pidato agresifnya, Putin yang menuntut “jaminan keamanan” dari NATO, mengatakan kepada komandan tinggi militernya bahwa negara Barat harus disalahkan atas meningkatnya ketegangan tersebut.
Ketegangan berawal dari penumpukan tank dan artileri Rusia yang bisa menjadi kekuatan untuk invasi ke Ukraina dalam beberapa minggu ke depan.
Presiden Rusia mengecam perluasan NATO sejak jatuhnya Uni Soviet dan menuduh negara Barat memengaruhi Ukraina untuk melawan Rusia.
Setelah revolusi mengangkat pemerintah pro-Barat pada tahun 2014, Moskow mencaplok Krimea dan memicu konflik di Ukraina timur yang telah menewaskan lebih dari 14.000 orang. Hal itu telah memicu tumbuhnya kerjasama militer antara Ukraina dan negara-negara NATO.
Baca Juga
“Apa yang dilakukan Amerika Serikat di Ukraina ada di depan pintu kami,” katanya tentang dukungan Washington untuk Kyiv seperti dikutip TheGuardian.com, Rabu (22/12).
Putin mengatakan bahwa mereka harus mengerti bahwa pihaknya tidak punya tempat lagi untuk mundur.
Apakah mereka pikir kita hanya akan menonton dengan santai?," ujar Putin tidak secara khusus merujuk pada kemungkinan operasi ofensif di Ukraina.
Diplomat Rusia sebelumnya menyatakan tanggapan pihaknya dapat menggunakan langkah-langkah lain, seperti memindahkan rudal jarak menengah dalam jarak serang ke Eropa.
Hal itu akan menjadi hukuman atas penarikan sepihak AS dari perjanjian rudal pada 2018, katanya.
Akan tetapi, dengan mengerahkan pasukan di perbatasan Ukraina, Rusia telah memperjelas bahwa serangan sedang direncanakan.
“Jika rekan-rekan Barat kami melanjutkan garis yang jelas agresif, kami akan melakukan tindakan balasan teknis militer yang proporsional dan akan menanggapi dengan tegas langkah-langkah yang tidak bersahabat,” kata Putin dalam sambutan yang disiarkan televisi.