Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut varian Omicron selain lebih cepat menular juga dapat melemahkan vaksin. Berdasarkan studi, booster Sinovac dapat menghasilkan antibodi untuk varian Omicron.
Dr. Adam Prabata mengatakan, kesimpulan tersebut berasal dari penelitian University of Hong Kong yang dilansir dari South China Morning Post .
“Berdasarkan pernyataan Sinovac, 94 persen (45 dari 48) orang yang telah mendapatkan booster atau dosis ke-3 vaksin Sinovac memiliki antibodi yang terdeteksi untuk melawan varian Omicron,” kata Adam @adamprabata, Kamis (16/12/2021).
Meski begitu, Adam menuturkan belum ada detail untuk kadar antibodi dan berapa lama sejak vaksinasi booster dilakukan, sebab publikasi ilmiahnya pun belum ditemukan.
“Sayangnya, hingga saat ini pernyataan dari University of Hong Kong dan Sinovac tersebut belum bisa saya temukan artikel ilmiahnya, jadi belum dapat dibahas lebih lanjut detailnya,” ungkap Adam.
Saat ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tengah memproses izin penggunaan terhadap tiga jenis vaksin Covid-19 untuk penguat atau booster. Tiga jenis vaksin tersebut yakni vaksin Pfizer, AstraZeneca, dan Coronavac atau Sinovac.
Baca Juga
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berharap penyuntikan vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster bisa dimulai pada 2022.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, prioritas vaksin booster diberikan kepada lansia.
"Untuk vaksin booster kita berharap agar ini sudah dapat kita lakukan pada 2022 sesuai rekomendasi ITAGI," ujar Nadia, Kamis (16/12/2021).