Bisnis.com, JAKARTA - Sekretaris Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Gerakan Mahasiswa nasional Indonesia (GMNI) DKI Jakarta, Andi Aditya menyebut konsistensi untuk kemerdekaan Palestina merupakan perjuangan bersama yang sesuai dengan semangat Bung Karno yang antikolonialisme.
Hal tersebut disampaikan Andi dalam agenda The Global Coalition for Al Quds and Palestine Baitul Maqdis Pioneers 12th Conference, Istanbul, 1—5 December 2021.
Untuk diketahui, konferensi tersebut membahas mekanisme dan kerja-kerja prioritas untuk persoalan Palestina, serta melakukan koordinasi antar sesama aktivis kemanusiaan dalam menguatkan dan mendukung penduduk di Al-Quds dan Palestina.
“Masalah kemanusiaan ini menjadi momentum untuk merajut harmonisasi bernegara yang selaras dengan konteks Pancasila sila ke-2, yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab serta preambule UUD 1945 bahwa penjajahan di atas dunia harus segera dihapuskan,” ujarnya kepada Bisnis, Sabtu (4/12/2021).
Lebih lanjut, dia menceritakan hubungan Palestina dan Indonesia dimulai sejak Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, mufti besar Palestina mendukung secara terbuka untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui siaran radio, pada tanggal 6 September 1944.
Dukungan kemerdekaan Indonesia yang disiarkan melalui radio mengundang gelombang aksi dukungan terhadap kemerdekaan Indonesia, bahkan saudagar kaya dari Palestina, Muhammad Ali Taher merelakan sebagian hartanya untuk kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga
“Sampai akhir kekuasaannya tahun 1966, Sukarno tetap konsisten dalam membela kemerdekaan Palestina. Beliau konsisten terus berjuang menentang imperialisme. Itulah pula sebabnya kita tidak mau mengakui Israel,” katanya.
Sementara itu, Vice President of Islamic Cooperation Youth Forum (ICYF) Tantan Taufiq Lubis mengapresiasi Pemerintah Indonesia telah berperan aktif upayakan kemerdekaan Palestina dan pembebasan Al-Aqsa dalam rangka menghapuskan penjajahan di seluruh dunia.
“Masjid Al-Aqsa dan Palestina adalah masalah kemanusiaan bukan hanya keagamaan, memperhatikan pihak yang sangat rentan dan sangat membutuhkan, seperti anak-anak, perempuan, orang tua, tahanan, dan lain-lain,” katanya.