Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei Median: Hampir Separuh Masyarakat Percaya Komunis akan Bangkit

Alasan responden percaya isu kebangkitan komunis atau PKI ialah banyaknya TKA China di Indonesia, ulama banyak ditangkap dan diserang.
TKA China. /ANTARA
TKA China. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA - Survei Median menyatakan 46,6 persen responden masih percaya dengan isu kebangkitan komunis atau PKI.

Hal ini diketahui dari hasil survei yang dilakukan Median terkait persepsi publik atas isu PKI. Dalam survei, responden diberi pertanyaan 'Seberapa percaya Anda tentang isu kebangkitan komunisme (PKI) di Indonesia?'

Hasilnya, sebanyak 17,9 persen sangat percaya isu kebangkitan PKI, 28,5 persen percaya, tidak percaya 31,5 persen, sangat tidak percaya 13,5 persen dan tidak tahu 8,6 persen.

“Maka, total responden yang percaya akan kebangkitan PKI 46,4 persen. Sedangkan 45,0 persen mengaku tidak percaya,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Survey Media Nasional (Median), Rico Marbun, Rabu (6/10/2021).

"Kita beri pertanyaan 'mengapa Anda percaya akan isu kebangkitan komunisme di Indonesia?' dari sini kita bisa melihat apa sebenarnya yang dipikirkan publik. Kalau kita melihat, ini pertanyaan terbuka, tidak kita bantu secara kuesioner," kata Rico.

Hasilnya, alasan responden percaya dengan isu kebangkitan PKI ialah banyaknya TKA China di Indonesia, ulama banyak ditangkap dan diserang, Indonesia bergantung pada vaksin dari China, negara China ingin mencaplok Natuna, hingga sejarah tentang komunis yang dikaburkan, katanya.

Kekuatan Ekonomi

Ketua Umum Partai (PN) Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Anis Matta mengatakan salah satu cara untuk menjadikan Indonesia tidak lagi menjadi tempat pertarungan dua kekuatan dunia seperti komunisme dan kapitalisme adalah dengan menjadikan Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia.

Menurut Anis, kuatnya pengaruh komunisme di Indonesia pada zaman dahulu tidak terlepas dari posisinya yang lemah di tengah pertarungan global antara komunisme (China) dan kapitalisme (AS).

Demikian juga saat Perang Pasifik, ketika Jepang menjadikan Indonesia sebagai basis pertempurannya menghadapi negara Barat.

“Yang membuat kita korban collateral damage karena kasta kita dalam struktur kekuatan global rendah. Akibatny,a konflik dua kekuatan dunia bisa dibuat di Indonesia, katanya dalam diskusi webinar bertajuk “NKRI dan Ancaman Komunisme dalam Dinamika Geopolitk” yang digelar secara virtual oleh Media Center Partai Gelora.

Turut jadi narasumber pada acara diskusi itu antara lain jurnalis senior Dahlan Iskan, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Media Nasional (Median), Rico Marbun dan mantan Kapuspen TNI Mayjen TNI (Purn) Sudradjat, Rabu (6/10/2021). 

Menurut Anis, apa yang terjadi dengan peristiwa G30S PKI yang menelan banyak korban adalah residu dari pertarungan global tersebut.

Bahkan, peristiwa berdarah itu belum ada tandingannya hingga kini dari sisi jumlah korban tewas, selain masih sangat kuat dalam ingatan kolektif publik.

“Karena itulah kami di Partai Gelora membuat cita-cita perjuangan menjadikan Indonesia sebagai lima besar kekuatan dunia karena tidak ingin menjadi collateral damage karena tidak berada di kekuatan mainstream dunia,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper