Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia telah menggelar pemilihan umum atau pemilu sebanyak 13 kali. Pemilu pertama kali berlangsung pada tahun 1955. Pemilu 1955 sejauh ini masih dianggap sebagai salah satu pemilu paling bersih dalam sejarah Indonesia pasca proklamasi 1945.
Pada waktu itu, rakyat Indonesia memilih wakilnya di parlemen maupun di konstituante secara langsung. Hasil pemilu 1955 merepresentasikan 3 poros utama politik Indonesia pada Orde Lama, ada kalangan Marhaenisme yang dimanifestasikan oleh PNI, kelompok agama Islam terutama Masyumi dan NU, serta kelompok komunis yakni PKI.
Secara berturut-turut, PNI, Masyumi, NU dan PKI memperoleh suara paling banyak pada pelaksanaan Pemilu 1955. Namun demikian, bulan madu demokrasi itu hanya berlangsung seumur jagung, karena pada 1959, Sukarno memutuskan membubarkan konstituante dan kembali melaksanakan UUD 1945. Masa ini kemudian dikenal sebagai demokrasi terpimpin.
Selama pelaksanaan demokrasi terpimpin, Sukarno sama sekali tidak menyelenggarakan pemilihan umum, sampai akhirnya dia jatuh karena keriuhan politik, khususnya pasca terbunuhnya jenderal TNI AD oleh G30S 1965. Demokrasi semakin mati suri. Suharto yang berlatarbelakang militer naik ke tampuk kekuasaan.
Pada 1971, pemilu kembali bergulir, hasilnya Golkar sebagai pemenang. NU berada di peringkat kedua dan PNI di peringkat ketiga. Lagi-lagi bulan madu Orde Baru dengan demokrasi berlangsung hanya sebentar, pasalnya pada tahun 1973, di bawah komando Ali Moertopo, Orde Baru berupaya menciptakan stabilitas. Partai yang semula 34 (Pemilu 1955) dan 10 (Pemilu 1971) diringkas menjadi 2 dan satu golongan.
Ketiga kelompok itu adalah Golkar, kelompok Islam dilebur jadi PPP, dan nasionalis, katolik, termasuk Murba ke PDI. Pada pemilu 1977 sampai 1997 politik Indonesia didominasi Golkar. Sistem multi partai kembali diterapkan pada pasca reformasi. PDI pecah menjadi PDI Soerjani dan PDIP Megawati, muncul partai baru seperti PKB yang membangkitkan romantisme NU, PAN, hingga Partai Keadilan kemudian menjadi PKS.
Baca Juga
Selama reformasi, pemenang Pemilu datang silih berganti, pada tahun 2024 untuk pertama kalinya pemilih memilih presiden secara langsung. Tahun 2009, diberlakukan sistem proporasional terbuka, sehingga rakyat memilih calon presiden sekaligus calon legislatif secara langsung.
Berikut daftar 5 besar partai pemenang Pemilu dari masa ke masa:
Orde Lama
Pemilu 1955
PNI: 28,97%
Masyumi: 20,59%
NU: 18,47%
PKI : 16,47%
PSII: 2,80%
Orde Baru
Pemilu 1971
Golkar: 62,8%
NU: 18,67%
PNI: 6,93%
Parmusi:5,36%
PSII: 2,39%
Pemilu 1977
Golkar: 62,11%
PPP: 29,29%
PDI: 8,60%
Pemilu 1982
Golkar: 64,34%
PPP:27,78%
PDI:7,88%
Pemilu 1987
Golkar: 73,11%
PPP: 15,96%
PDI: 10,93%
Pemilu 1992
Golkar: 68,05%
PPP: 17,06%
PDI: 14,89%
Pemilu 1997
Golkar: 75,17%
PPP: 21,85%
PDI: 2,99%
Era Reformasi
Pemilu 1999
PDIP: 33,75%
Golkar: 22,43%
PKB: 12,62%
PPP: 10,72%
PAN: 7,11%
Pemilu 2004
Golkar: 21,57%
PDIP: 18,53%
PKB: 10,56%
PPP: 8,15%
Demokrat: 7,45%
Pemilu 2009
Demokrat: 20,81%
Golkar: 14,45%
PDIP: 14,01%
PKS: 7,89%
PAN: 6,03%
Pemilu 2014
PDIP: 18,96%
Golkar: 14,75%
Gerindra: 11,81%
Demokrat: 10,19%
PKB: 9,04%
Pemilu 2019
PDIP: 19,33%
Gerindra: 12,57%
Golkar: 12,31%
PKB: 9,69%
NasDem: 9,05%
Pemilu 2024*
PDIP:16,78%
Golkar:15,13%
Gerindra: 13,42%
PKB: 11,77%
NasDem: 9,43%
Sumber: BPS, KPU
*Pemilu 2024 masih angka sementara Kamis (22/2/2024) per pukul 23.00 WIB (62,09%).