Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dirjen HKI Ingin Indonesia Punya Nama Varietas Kopi Sendiri

Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham, Freddy Harris ingin Indonesia punya nama jenis kopi khusus yang mampu bersaing secara global. Pasalnya, Indonesia adalah salah satu negara dengan varietas kopi terbanyak di dunia.
Kopi Lampung/Antara/Ruth Intan Sozometa Kanafi
Kopi Lampung/Antara/Ruth Intan Sozometa Kanafi

Bisnis.com,JAKARTA - Pemerintah melalui Ditjen Kekayaan Intelektual Kemenkumham mengharapkan Indonesia mempunyai nama jenis kopi khusus yang mampu bersaing secara global.

Pasalnya, menurut Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham, Freddy Harris, Indonesia adalah salah satu negara dengan varietas kopi terbanyak di dunia.

“Kalau produk kopi IG [indikasi geografis] kita sudah bagus, saya mau umumkan varietas khusus misalkan Indonesiana. Indonesia penghasil varietas kopi terbanyak di dunia sampai 300 varietas kopi. Jangan sampai kalah sama Arabica, Americana, dan Robusta karena kita punya banyak varietas kopi,” ujar Freddy, Rabu (25/8/2021).

Dia mengaku bahwa kebanyakan produk IG yang didaftarkan di kantor Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kemenkumham adalah produk kopi. Menurut situs ig.dgip.go.id, jumlahnya mencapai 31 produk dari 92 produk terdaftar.

Freddy meyakini masih banyak lagi produk kopi yang akan didaftarkan di kantornya. Nantinya, dia berharap cafe-cafe ternama juga akan membantu memasarkan produk-produk kopi unggul tersebut.

“Kalau sudah ada brandingnya, saya berharap Starbucks dan penjual kopi lainnya pajang kopi Indonesia di outlet mereka,” sambung Freddy.

DJKI sejauh ini telah memperkenalkan Indikasi Geografis sejak 2018. Namun, masih banyak yang belum mengenal IG sehingga dicanangkanlah tahun IG dengan harapan banyak pemerintah daerah akan mendaftarkan produk lokalnya.

Sayangnya, pendaftaran IG di Indonesia masih terlalu sulit sehingga belum dilirik oleh masyarakat kala itu. “Kalau kita gunakan pendaftaran dengan mekanisme Eropa, nggak ada yang daftar karena di Eropa IG udah begitu lama. Udah ratusan tahun. IG ini sangat European centric sehingga kita harus sesuaikan dengan kondisi kita di Indonesia,” lanjutnya.

Menurut Freddy, yang terpenting dari pendaftaran IG di Indonesia adalah penetapan wilayah, komitmen dan kualitas para produsen. Tidak perlu muluk-muluk, sehingga tidak menyulitkan petani, pedagang atau produsen yang sudah berkutat dengan hasil produksi mereka.

Freddy ingin mendorong masyarakat untuk mendaftarkan IG dengan memberikan kebanggan dan reputasi terhadap produk lokal. Tak hanya itu, pihaknya juga menyampaikan bahwa IG dapat meningkatkan ekonomi lokal.

“Saya kampanye di 2019 bahwa IG bisa mengangkat pemerintah daerah. Ekonomi tidak harus di pusat tapi bisa di daerah. Saya berikan contoh-contoh seperti Kopi Gayo yang harganya sudah naik berkali lipat. IG adalah reputasi,” katanya.

Meskipun begitu, kini sudah mulai banyak pemerintah daerah yang mendaftarkan produk lokalnya untuk dikenalkan pada dunia. Pendaftaran IG di Indonesia awalnya hanya 10 persen berasal dari produk lokal dan 90 persennya asing. “Saat ini posisinya telah berbalik, di mana pendaftarannya 30 persen asing dan 70 persen lokal,” tuturnya.

Menurut Freddy, hal ini menunjukkan bahwa kesadaran pentingnya pelindungan kekayaan intelektual (KI) di masyarakat sudah meningkat. DJKI juga telah memungkinkan pendaftaran secara online.

Sayangnya, banyaknya pendaftaran yang masuk ke DJKI juga menemui kendala. Menurut Freddy, timnya saat ini kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) terutama untuk ahli IG dan juga penyidik jikalau nanti terjadi pemalsuan produk IG.

“Jadi di KI ini memang ada masalah SDM. Tapi saya sudah memformulasikan perekrutan tim ahli IG yang bisa turun ke lapangan untuk melakukan pengujian produk IG yang akan diberikan sertifikat. Untuk penyidik, kami sedang latih Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) tahun ini. Harapannya, tahun depan petugas kami akan siap memberikan perlindungan prima untuk kasus-kasus IG. Kebanyakan kasusnya masih seperti oplosan atau pemalsuan produk IG,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper