Bisnis.com, JAKARTA - PDI Perjuangan akhirnya angkat bicara terkait efek dari pemasangan baliho yang disebut-sebut dapat mengerek popularitas Puan Maharani.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan Utut Adianto mengakui bahwa pemasangan baliho bergambar Puan Maharani berdampak pada elektoral partai.
“Saya berpendapat iya,” kata Utut seperti dilansir Tempo, Senin (9/8/2021).
Utut mengatakan, PDIP memiliki langkah tersendiri untuk meningkatkan elektoralnya. Misalnya, dengan vaksinasi, bantuan sosial, bisa juga memasang baliho. Yang penting, kata Utut, melangkah dengan benar.
“Kan, ada branding yang perlu diperhatikan,” ujarnya.
Utut sendiri memasang 10 baliho bergambar Puan di tiga kabupaten daerah pemilihannya yaitu Jawa Tengah VII yang meliputi Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen.
Inisiatif tersebut bahkan sudah dilakukan 1 bulan sebelum anggota fraksinya memasang secara serentak pada 15 Juli 2021.
Menurut dia, tidak ada yang dirugikan dengan pemasangan baliho tersebut. Sebab, negara juga diuntungkan karena ada pemasukan dari pajak pemasangan baliho tersebut.
Belakangan ini, baliho Puan Maharani memang mulai ramai bertebaran di sejumlah daerah. Di media sosial, baliho Puan yang salah satunya bertuliskan "Kepak Sayap Kebhinekaan" itu banyak diperbincangkan warganet. Beberapa bahkan membuat meme dari baliho tersebut.
Sementara itu, hasil monitoring Drone Emprit pada 7 Juli 2021-7 Agustus 2021, dari sejumlah tokoh politik yang memasang baliho, hanya Puan yang popularitas atau eksposurnya (share of voices) di berita online dan Twitter bertengger di urutan empat besar.
Eksposur masing-masing tokoh di berita online dan Twitter mulai dari yang teratas yakni Anies baswedan (43 persen berita online - 50 persen Twitter), Ganjar Pranowo (25 persen - 27 persen), Ridwan Kamil (19 persen- 12 persen) dan Puan Maharani (13persen - 12 persen).
“Anies paling banyak diserang di medsos, popularitasnya selalu tertinggi. Puan juga makin populer, lewat baliho yang banyak disindir dan jadi meme netizen,” kata Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, lewat akun Twitternya, @ismailfahmi, Minggu (8/8/2021).
Bahkan, kata Fahmi, tren popularitas Puan dalam sebulan terakhir “hampir mengejar tren Ganjar.”
Fahmi menjelaskan, popularitas merupakan gabungan percakapan yang bernada positif, negatif dan netral. “Tak peduli sentimennya apa,” ujarnya.