Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi mengakui keketatan masuk PTN Ujian Tertulis Berbasis Komputer Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri, UTBK SBMPTN, semakin tinggi.
Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Moh. Nasih menjelaskan, keketatan ini bukan probabilitas murni, karena yang lolos adalah yang mendapat nilai terbaik dari yang baik-baik.
"Kalau keketatannya 25 persen bukan pasti berarti 1 orang mengalahkan 4 orang, tapi hanya 25 persen yang memenuhi nilai terbaik," jelas Nasih pada konferensi pers, Senin (14/6/2021).
Berdasarkan data hasil UTBK SBMPTN tahun ini, jumlah peminat saintek sebanyak 336.834, dan yang diterima hanya 85.149 orang atau 25,28 persen.
Sementara itu, prodi Soshum peminatnya 378.556 dan yang diterima 83.836 atau 22,15 persen.
"Artinya hanya 22,15 persen yang terbaik," imbuh Nasih.
Kemudian untuk prodi campuran saintek dan soshum peminatnya 62.468 dan yang diterima 15.957 atau 25,54 persen. Secara keseluruhan dari 777.858 peminat, yang diterima 184.942 atau 23,78 persen.
"Tentu angka ini sedikit lebih rendah, atau lebih ketat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena jumlah peminatnya meningkat. Dalam proses tahun ini, mereka merupakan 23,78 persen yang nilainya terbaik, bukan berarti sisanya tidak punya kesempatan lebih baik ke depannya," jelas Nasih.
Selanjutnya, dilihat dari KIP Kuliah, peserta KIP Kuliah yang diterima 27,74 persen dan reguler 22,21 persen. Artinya peserta KIP Kuliah punya kesempatan untuk lanjut lebih besar daripada peserta reguler.
Tahun ini, dari 137 PTN yang tergabung melaksanakan SBMPTN, daya tampungnya hanya 197.657. Jumlah yang diterima dari saintek hanya 92.963, dan soshum hanya 91.979, sehingga total ada 184.942 peserta.
"Masih ada daya tampung yang belum terpenuhi 12.715. Karena memang tidak ada peminat yang daftar. Ini berkaitan dengan prodi tertentu yang sifatnya penugasan nasional, misalnya prodi seni tertentu di Papua, biasanya peminatnya minim," jelasnya.