Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan dari 1,5 miliar dosis vaksin yang telah didistribusikan di seluruh dunia, negaranya menyumbang sepertiganya.
“Saya pikir orang-orang di negara ini harus sangat bangga bahwa setengah miliar di antara 1,5 miliar vaksin yang telah disalurkan ke seluruh dunia adalah hasil dari tindakan yang diambil oleh pemerintah Inggris,” katanya seperti dikutip BBC.com, Senin (14/6/2021).
Dia merujuk pada keterlibatan Inggris dalam pengembangan vaksin Oxford-AstraZeneca. Menurutnya, Inggris akan terus berkomitmen untuk melakukan vaksinasi global sebagaimana disampaikannya pada KTT G7.
Dia mengatakan para pemimpin G7 telah berjanji untuk memasok vaksin ke negara-negara miskin baik secara langsung atau melalui skema Covax dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), termasuk 100 juta dosis dari Inggris.
Pernyataannya itu dikeluarkan seiring dengan komunike yang dikeluarkan oleh KTT yang berjanji untuk mengakhiri pandemi global itu. G7 juga berkomitmen mempersiapkan masa depan dunia dengan mendorong upaya internasional yang intensif untuk memvaksinasi dunia dengan memberikan sebanyak mungkin vaksin yang aman kepada sebanyak mungkin orang secepat mungkin.
Akan tetapi Johnson menolak anggapan bahwa janji vaksin adalah kegagalan moral oleh G7 karena tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dunia.
Baca Juga
Para pemimpin negara industri besar sebelumnya menjanjikan satu miliar dosis vaksin Covid-19 ke negara-negara miskin sebagai langkah besar menuju vaksinasi dunia.
Pada akhir KTT G7 di Cornwall, Johnson mengatakan negara G7 menolak "pendekatan nasionalistik". Menurutnya, memvaksinasi dunia akan menunjukkan manfaat dari nilai-nilai demokrasi G7.
Setelah pertemuan pertama para pemimpin dunia itu berakhir kemarin, Johnson mengatakan dunia melihat kepada G7 untuk menolak beberapa pendekatan nasionalis yang egois.
"Ego nasionalis telah merusak respons global tahap awal terhadap pandemi sehingga kita tidak dapat menyalurkan semua kekuatan diplomatik, ekonomi, dan keilmuan untuk mengalahkan Covid," katanya.