Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri hari ini dikukuhkan sebagai profesor kehormatan Universitas Pertahanan.
Gelar profesor kehormatan diberikan kepada Megawati dalam bidang kepemimpinan strategik.
Saat mengawali orasi pengukuhan dirinya sebagai profesor kehormatan, Megawati mengucapkan Salam Bela Negara. Saat itu, Megawati mengatakan bahwa dirinya baru tahu ada salam bela negara.
"Saya juga baru tahu, tapi karena sudah termasuk alumni di sini, rupanya saya juga harus mengucapkan Salam Bela Negara," ujar Megawati.
Selain itu, sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati juga mengucapkan Salam Pancasila.
Salam tersebut, ujar Megawati, merupakan amanat dari Presiden Jokowi yang meminta BPIP punya salam yang khas.
Baca Juga
Lebih jauh, pada bagian awal orasinya, Megawati menyinggung soal falsafah Jawa dalam istilah Cakra Manggilingan.
Sebagai manusia, ujar Megawati, harus menerima bahwa dirinya berputar sebagai halnya roda kehidupan.
Ia pun bertutur bagaimana ia tumbuh sebagai anak presiden, mengikuti orang tua, pindah ke Jakarta pada tahun 1950, dan tumbuh di Istana, termasuk mengalami masa-masa sulit ketika terjadi peristiwa politik tahun 1965. Mega menyebutkan saat itu ia tidak bisa melanjutkan sekolah.
Setelah ayahnya, Bung Karno, dilengserkan, Megawati pun hidup sebagai orang biasa. ""Itu merupakan masa sulit bagi kami," ujar Megawati seperti disiarkan secara langsung oleh Humas Universitas Pertahanan melalui kanal Youtube.
Tapi, ujarnya, hidup berputar. Megawati akhirnya menjadi anggota DPR, lalu menjadi Wapres, serta Presiden kelima RI.
Megawati menambahkan, selain 9 gelar doktor kehormatan yang telah diterimanya, sebenarnya masih ada kampus yang menunggu untuk memberi gelar HC (honoris causa) kepada dirinya baik dari dalam maupun luar neger.
Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri hari ini, Jumat (11/6/2021) akan dikukuhkan sebagai Profesor Kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) Universitas Pertahanan RI (Unhan).
Sekitar pukul 13.30 WIB, Unhan RI melaksanakan sidang senat terbuka dalam rangka pengukuhan jabatan Profesor Kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) Ilmu Pertahanan Bidang Kepemimpinan Strategik pada Fakultas Strategi Pertahanan kepada Megawati Soekarnoputri.
Acara ini dihadiri sejumlah pejabat negara dan menteri kabinet seperti Menteri Pertahanan Prabowo Subianto serta undangan lainnya.
Selain memiliki gelar Profesor Kehormatan, Megawati sudah memiliki 30 gelar kehormatan, terdiri dari 9 gelar Doctor Honoris Causa (HC) dari dalam dan luar negeri. Putri dari Presiden Pertama RI Soekarno ini juga memiliki 21 gelar kehormatan lainnya:
Berikut daftar gelar kehormatan yang dimiliki Ketua Umum PDIP tersebut:
Doctor Honoris Causa
1.Doctor Honoris Causa Bidang Politik, Waseda University of Tokyo, Tokyo, Jepang, 29 September 2001.
2. Doctor Honoris Causa Bidang Politik, Moscow State Institute of International Relations (MGIMO), Moskow, Rusia, 22 April 2003.
3. Doctor Honoris Causa Bidang Politik, Korea Maritime and Ocean University, Busan, Korea Selatan, 19 Oktober 2015.
4. Doctor Honoris Causa Bidang Politik dan Pemerintahan, Universitas Padjajaran (UNPAD), Bandung, Indonesia, 25 Oktober 2016.
5. Doctor Honoris Causa Bidang Pendidikan Politik, Universitas Negeri Padang (UNP), Kota Padang, Indonesia, 27 September 2017.
6. Doctor Honoris Causa Bidang Demokrasi Ekonomi, Mokpo National University, Kota Mokpo, Korea Selatan, 16 November 2017.
7. Doctor Honoris Causa Bidang Politik dan Pemerintahan, Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Bandung, Indonesia, 8 Maret 2018
8. Doctor Honoris Causa Bidang Diplomasi Ekonomi, Fujian Normal University (FNU), Fuzhou, Fujian, Tiongkok, 5 November 2018.
9. Doctor Honoris Causa Bidang Kemanusian, Soka Japan University (SJU), Tokyo, Jepang, 8 January 2020.
Gelar Kehormatan lainnya:
1. Priyadarshni Academy Award; Priyadarshni, Mumbay, India, 19 September 1998.
2. Bintang Jasa Republik Indonesia; Adipurna, Indonesia, 8 Agustus 2001.
3. Bintang Jasa Republik Indonesia; Adipradana, Indonesia, 3 Februari 2001.
4. Bintang Jasa Republik Indonesia; Mahaputra Adipurna, ndonesia, 3 Februari 2001.
5. Bintang Jasa Republik Indonesia; Yudha Dharma Utama, Indonesia, 8 Agustus 2001.
6. Bintang Jasa Republik Indonesia; Kartika Eka Pakci Utama, Indonesia, 8 Agustus 2001.
7. Bintang Jasa Republik Indonesia; Jalasena Utama, Indonesia, 8 Agustus 2001.
8. Bintang Jasa Republik Indonesia; Jasa Utama, Indonesia, 8 Agustus 20012001.
9. Bintang Jasa Republik Indonesia; Swa Bhuwana Paksa Utama, Indonesia, 8 Agustus 20012001.
10. Bintang Jasa Republik Indonesia; Budaya Parama Dharma, Indonesia, 8 Agustus 20012001.
11. Tentara Nasional Indonesia dan Lembaga Ketahanan Nasional; The Alumni Honor, Indonesia, 9 Juli 2001.
12. Tentara Nasional Indonesia – Angkatan Laut (TNI – AL); Brevet Hiu Kencana, Indonesia, 2003.
13. Forbes; Top 8 of the World’s 100 Most Powerful Women, 2004.
14. Children’s Hunger Fund; Children’s Champion Award, California, Amerika Serikat, 12 Maret 2006.
15. Sesi Keenam Sidang Umum International Conference of Asian Political Parties; Lifetime Achievement Awards in Politics, Phnom Penh, Kamboja, 4 Desember 2010.
16. Tahir Foundation; Lifetime Achievement Award in Bureaucracy, Indonesia, 14 Oktober 2014.
17. Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka); Bhakti Teratai Putra Indonesia, Jakarta, Indonesia, 10 November 2018.
18. Komisi Perlindungan Anak Indonesia; Penghargaan Khusus Kepeloporan Membentuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia Tahun 2003, Jakarta, Indonesia, 19 Juli 2019.
19. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika; Penghargaan Atas Kepeloporan Memperkuat dan Memoderenisasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Demi Kemanusiaan dan Lingkungan, Jakarta, Indonesia, 25 November 2019.
20. Medali Kepeloporan Republik Indonesia; Layanan dan Prestasi Luar Biasa dalam Perintisan, Pengembangan, dan Kemajuan Pendidikan, Ekonomi, Sosial, Seni, Budaya Kelautan dan Lingkungan Indonesia, Indonesia, 13 Agustus 2020.
21. State Honor of the Russian Federation; The Order of Friendship, Moskow, Rusia, 20 Februari 2020. Diterima di Jakarta, Indonesia, 2 Juni 2020