Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto kembali menyinggung kebutuhan Indonesia akan 140.000 dokter sebagai tambahan tenaga untuk mengatasi permasalahan kesehatan.
Hal tersebut disampaikannya saat mendatangi Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjana, Magister dan Doktor Universitas Pertahanan (Unhan) di Bogor, Jawa Barat pada hari ini, Senin (12/1/2024).
Pada awal sambutannya, Prabowo menyebutkan bahwa wisuda Unhan hari ini bersejarah karena sebanyak 75 orang diwisuda sebagai lulusan kedokteran militer untuk pertama kalinya.
“Kita mulai beberapa tahun yang lalu dari Unhan, kemampuan kita sekarang ini baru 75 dokter. Padahal negara kita butuh tambahan 140.000 dokter,” katanya.
Dirinya menceritakan, jumlah tersebut didapatkan dari diskusinya bersama Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, yang menyebut bahwa Indonesia baru memiliki 92 fakultas kedokteran.
Prabowo menyebut bahwa dirinya menerima masukan terkait hal itu, yang perlu ditingkatkan setidaknya menjadi 300 fakultas kedokteran.
“Saya bicara dengan Menteri Kesehatan, kita sekarang baru punya 92 fakultas kedokteran. Menteri Kesehatan menyarankan perlunya 300 fakultas kedokteran. [Ada] 140.000 kekurangan, dan kalau kita isi 140.000, itu baru memenuhi syarat negara yang diakui oleh PBB dengan standar kesehatan layak bagi negara yang modern,” paparnya.
Menurutnya, indeks standar tersebut adalah adanya satu dokter per 1.000 penduduk, sementara Indonesia saat ini baru memiliki satu dokter per 2.000 penduduk.
Itu sebabnya, Prabowo menekankan kepada wisudawan kedokteran militer Unhan agar terus bekerja keras demi masa depan Indonesia.
Sebelumnya, dalam Debat Capres terakhir pada Minggu (4/2/2024) lalu, Prabowo menyinggung sejumlah kekurangan yang dimiliki Indonesia di sektor kesehatan, salah satunya terkait defisit 140.000 dokter.
“Kita kekurangan sekitar 140.000 dokter dan itu akan kita segera atasi dengan cara kita akan menambah fakultas kedokteran di Indonesia,” kata Prabowo.
Pasangan cawapres Gibran Rakabuming Raka ini kemudian berjanji untuk membangun hingga 300 fakultas kedokteran untuk menjawab tantangan kekurangan jumlah dokter di Indonesia tersebut.