Bisnis.com, JAKARTA - Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyebut bahwa isu radikal dan taliban kerap kali disematkan untuk memusuhi orang-orang yang berkinerja baik di lembaga antirasuah.
Apalagi, saat ini ada polemik 75 pegawai KPK yang tidak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK) dan 51 diantaranya dipecat.
Dari polemik yang berkembang ada isu radikal dan taliban yang disematkan kepada pegawai yang tak lolos TWK.
Menurut Novel, isu radikal dan taliban cukup berhasil untuk mengganggu upaya pemberantasan korupsi.
Dalam cuitannya di akun twitter @nazaqistsha, Novel pun menyatakan bahwa terdapat penjelasan terkait dengan isu radikal dan taliban di antara penggawa komisi antirasuah.
"Isu Radikal dan taliban, adalah isu yang disematkan untuk memusuhi orang yang bekerja baik di KPK. Isu ini cukup berhasil membuat stigma, dan mengganggu kerja pemberantasan korupsi. Maka penjelasan dalam video ini menjadi perlu disimak. https://t.co/yoyMgdSj0l," kata Novel dalam cuitannya yang diunggah, Rabu (26/5/2021).
Tautan yang disematkan di cuitannya adalah video trailer tayangan WatchDoc dengan tema KPK Endgame.
Dalam video tersebut terdapat potongan wawancara pegawai-pegawai KPK yang non-muslim. Terdapat nama-nama pegawai KPK yang menangani kasus besar di KPK dalam video tersebut, salah satunya, Rasamala Aritonang, Herbert Nababan, dan Andre Dedy Nainggolan.
Isu Radikal dan taliban, adl isu yg disematkan utk memusuhi org2 yg bekerja baik di KPK.
— novel baswedan (@nazaqistsha) May 26, 2021
Isu ini cukup berhasil membuat stigma, dan mengganggu kerja pemberantasan korupsi.
Maka penjelasan dlm video ini mjd perlu disimak.https://t.co/yoyMgdSj0l