Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joe Biden berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di tengah gelombang kekerasan Israel-Palestina.
"Harapan saya adalah bahwa ini akan segera ditutup. Tetapi Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri saat Anda memiliki ribuan roket yang terbang ke wilayah Anda," kata Biden seperti dikutip Bloomberg Kamis (12/5/2021).
Bentrokan paling kejam antara Israel dan Palestina dalam beberapa tahun terjadi awal pekan ini, dengan kelompok militan Hamas berulang kali menembakkan roket jauh ke Israel dari Jalur Gaza dan militer Israel menanggapi dengan serangan udara. Lebih dari 60 warga Palestina telah dilaporkan tewas di Gaza dan setidaknya enam orang di Israel.
Pengeboman meningkat tajam pada Selasa malam ketika Hamas melepaskan tembakan roket besar-besaran ke metropolitan Tel Aviv, jantung komersial Israel, dan selatan Israel, membuat pertahanan misilnya kewalahan. Netanyahu memperingatkan bahwa Hamas akan membayar harga yang sangat mahal untuk agresinya.
AS mengirim Hady Amr, wakil asisten menteri luar negeri untuk Urusan Israel dan Palestina ke wilayah tersebut. Menteri Luar Negeri Antony Blinken juga telah berbicara dengan Netanyahu dan mengatakan kepadanya bahwa yang paling penting saat ini adalah mengurangi ketegangan.
Selama panggilannya dengan Netanyahu, Biden mengutuk serangan roket oleh Hamas dan kelompok teroris lainnya kata Gedung Putih dalam sebuah laporan tentang percakapan tersebut.
Baca Juga
"Presiden menyampaikan dukungannya yang tak tergoyahkan untuk keamanan Israel dan hak sah Israel untuk membela diri dan rakyatnya, sekaligus melindungi warga sipil."
Biden juga memberi tahu Netanyahu bahwa AS mendorong jalan menuju pemulihan ketenangan yang berkelanjutan. Dia menggunakan panggilan tersebut untuk memberi tahu Netanyahu tentang keterlibatan diplomatik pejabat Amerika baru-baru ini dengan pejabat Mesir, Yordania, Qatar, dan Palestina.
Mereka setuju untuk tetap berhubungan di masa yang akan datang agar tim mereka melanjutkan konsultasi yang erat.