Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Latihan Militer di Laut China Selatan, AS Sebut China Rusak Tatanan Global

AS ingin menegakkan ketertiban dunia dan melawan segala bentuk pelanggaran hak asasi manusia.
John Andhi Oktaveri
John Andhi Oktaveri - Bisnis.com 03 Mei 2021  |  11:41 WIB
Latihan Militer di Laut China Selatan, AS Sebut China Rusak Tatanan Global
Armada angkatan laut Australia. Australia menjadi sekutu penting Amerika Serikat di Pasifik, namun juga tengah mesra menjadi kerja sama ekonomi dengan China. - Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - China semakin menantang tatanan dunia dan bertindak "lebih represif dan agresif” dalam memperluas pengaruhnya, kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dalam wawancara.

"Apa yang telah kami saksikan selama beberapa tahun terakhir adalah bahwa China bertindak lebih represif di dalam negeri dan lebih agresif di luar negeri. Itu adalah fakta," kata diplomat top Amerika itu dalam wawancara televisi.

Komentarnya muncul setelah Presiden Joe Biden, dalam pidato pertamanya di depan Kongres Rabu (28/4/2021), menggarisbawahi bahwa dia tidak ingin mencari konflik dengan Beijing.

Hanya saja, AS ingin menegakkan ketertiban dunia dan melawan segala bentuk pelanggaran hak asasi manusia.

Biden mengatakan kepada Presiden China Xi Jinping, bahwa dalam persaingan untuk menjadi kekuatan dominan di abad ke-21, pihaknya menyambut baik persaingan dan tidak mencari konflik.

Blinken mengatakan, bahwa China adalah "satu-satunya negara di dunia yang memiliki kemampuan militer, ekonomi, dan diplomatik untuk merusak atau menantang tatanan berbasis aturan yang sangat menjadi perhatian AS. Karena itu, negara itu bertekad untuk mempertahankannya.

"Saya ingin memperjelas tentang sesuatu. Tujuan kami bukanlah untuk menahan kemajuan China, tapi untuk menegakkan tatanan berbasis aturan yang menjadi tantangan bagi China," katanya seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (3/5/2021).

Sementara itu, armada kapal induk Shandong China baru-baru ini melakukan latihan rutin tahunan di Laut hCina Selatan setelah Beijing mengkritik AS karena mengirim kapal Angkatan Laut ke daerah strategis itu.

Kementerian Pertahanan China pekan lalu mendesak AS untuk menahan pasukan garis depannya di udara dan di laut dekat China. Pesawat pengintai dan kapal perang AS telah menjadi lebih aktif di sekitar China sejak Presiden Biden menjabat, katanya.

Juru bicara Angkatan Laut China, Gao Xiucheng mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa latihan itu sepenuhnya sah dan bagian dari menjaga kedaulatan nasional, kepentingan keamanan dan pembangunan, serta menjaga perdamaian dan stabilitas regional.

“Kami berharap dunia luar akan melihatnya secara obyektif dan rasional. Ke depan, TNI AL akan terus melakukan latihan serupa sesuai rencana,” kata Gao.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

china amerika serikat
Editor : Nancy Junita

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top