Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Betulkah Nadiem Dipanggil Mega Terkait Reshuffle? Ini Kata Politisi PDIP

Banyak pihak yang tidak sabar dengan strategi Kementerian Pendidikan yang berasal bukan dari dunia perguruan tinggi, melainkan profesional.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim./Antara
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Pertemuan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di tengah ramainya isu reshuffle kabinet masih banyak mengundang pertanyaan publik.

Pertemuan tersebut santer dikaitkan dengan  reshuffle yang dikatakan sedang ramai di kalangan Istana Kepresidenan.

Namun, menurut kalangan politisi PDIP, pertemuan tersebut fokus membahas revisi UU No. 20/2003 tentang pendidikan nasional.

"Pertemuan antara Nadem Makarim dan Megawati terkait dengan rencana revisi Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003. Pembahasan pada umumnya terkait dengan ideologi Pancasila," ujar Putra Nababan dalam diskusi virtual di MNC Trijaya, Sabtu (24/4/2021).

Kendati demikian, Putra tidak menampik bahwa semua posisi menteri memang tengah diincar.

Terkait Mendikbud Nadiem Makarim, dia mengatakan banyak pihak yang tidak sabar dengan strategi Kementerian Pendidikan yang berasal bukan dari dunia perguruan tinggi, melainkan profesional.

"Dipilihnya Nadiem sebagai Mendikbud seperti menemukan hulu dan hilir, supply side dan demand side. Diharapkan dunia peruguruan tinggi bisa betul-betul memahami dunia profesional, sehingga nyambung," sambung Putra.

Dia menilai, strategi yang dijalankan Kemendikbud di bawah kepemimpinan Nadiem Makarim sesuai dengan Nawacita mengenai pembangunan sumber daya manusia.

Kendati demikian, sejumlah blunder yang terjadi berkaitan dengan ketidakmampuan Kemendikbud menjalanakan komunikasi politik.

Fokus Nadiem dalam menciptakan inovasi dan percepatan program pendidikan disebut menjadi salah satu faktor Kemendikbud lupa mengurusi komunikasi politik.

"Kepada Mendikbud, agar birokrasi kementerian betul-betul disolidkan. Itu yang selalu saya ingatkan. Sebab, beliau ini berasal dari dunia profesional. Tidak biasa bekerja untuk birokrasi. Komunikasi politik jangan dianggap enteng ketika berposisi sebagai menteri, sebagai political appointing," kata Putra.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper