Bisnis.com, JAKARTA - Polda Metro Jaya membeberkan cara kerja mafia tanah dalam menjalankan aksinya dan merebut tanah milik orang lain.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan bahwa tersangka mafia tanah biasanya tidak menjalankan aksinya seorang diri, tetapi melibatkan beberapa pihak.
Salah satunya, kata Yusri, seperti kasus mafia tanah yang berhasil diungkap di wilayah Alam Sutera, Tangerang dan menciduk dua orang tersangka berinisial D dan M.
Menurutnya, pada bulan April 2020, tersangka D dan M berpura-pura saling menggugat perdata dan saling klaim atas kepemilikan tanah seluas 45 hektare di daerah Alam Sutera, Tangerang Banten.
"Tersangka D menggugat perdata si M sendiri. Ini adalah bentuk mafia mereka. Sesama mereka satu jaringan mereka menggugat untuk bisa menguasai tanah tersebut. Padahal, tanah itu milik PT TM dan warga di situ," tuturnya, Selasa (13/4/2021).
Yusri mengungkapkan, gugatan yang dilayangkan tersangka D ke M tersebut sudah diatur keduanya bersama satu tersangka lain yang berprofesi jadi pengacara.
Baca Juga
"Tersangka D menggugat dengan menggunakan SK 67 menggugat tersangka M, tapi bahan-bahan yang digugat itu sudah diatur oleh pengacaranya," ujar Yusri.
Kemudian, tersangka pengacara yang berstatus buronan itu menyeting agar hasil gugatan perdata berakhir dengan damai, kemudian dokumen yang digugat kedua tersangka tersebut disatukan.
"Sehingga kemudian hasilnya itu adalah dading atau perdamaian. Dijadikan satulah mereka di situ kemudian mereka mau eksekusi lahan bersama-sama," pungkas Yusri.