Bisnis.com, JAKARTA - Angkatan Laut China, Senin (5/4/2021) menegaskan latihan militer dengan mengerahkan sekelompok kapal induk di dekat Taiwan akan menjadi aktivitas rutin.
Pernyataan tersebut disampaikan saat ketegangan meningkat lebih lanjut di dekat wilayah Taiwan yang diklaim Beijing sebagai wilayah kedaulatan China.
Taiwan mengeluhkan peningkatan aktivitas militer China di dekat pulau itu dalam beberapa bulan terakhir, karena China meningkatkan upaya untuk menegaskan kedaulatannya atas pulau yang dikelola secara demokratis itu.
Angkatan laut China mengatakan kelompok kapal induk, yang dipimpin oleh Liaoning -- kapal induk pertama China yang dioperasikan secara aktif, sedang melakukan latihan 'rutin' di perairan dekat Taiwan.
"Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuannya untuk menjaga kedaulatan nasional, keselamatan dan kepentingan pembangunan", kata pihak angkatan laut China.
"Latihan serupa akan dilakukan secara rutin di masa depan," tambah angkatan laut China, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Pernyataan China itu disampaikan setelah Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan tentang sebuah serbuan baru oleh angkatan udara China ke zona identifikasi pertahanan udara pulau itu pada Senin.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan telah "memahami sepenuhnya" situasi di udara dan laut di sekitar Taiwan dan bahwa pihaknya "menangani dengan tepat" masalah tersebut.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Jepang pada Minggu (4/4) mengatakan bahwa Liaoning, ditemani oleh lima kapal pengawal, telah transit di Selat Miyako dalam perjalanan ke Pasifik.
Surat kabar Global Times China memberitakan bahwa Nanchang, yakni armada kapal perusak Type 055 baru yang kuat yang mulai beroperasi tahun lalu, adalah bagian dari grup kapal induk China.
Surat kabar yang banyak dibaca itu diterbitkan oleh media resmi Partai Komunis China, People's Daily. "Kombinasi kapal induk dan kapal perusak besar Type 055 akan menjadi konfigurasi standar kelompok tugas kapal induk China di masa depan," kata Global Times China.
Liaoning dan kapal kembarnya, Shandong, telah digunakan dalam latihan atau berlayar di dekat Taiwan sebelumnya.
Pada Desember 2019, tak lama sebelum pemilihan pemimpin dan anggota parlemen di Taiwan, Shandong berlayar melalui Selat Taiwan yang rentan. Itu merupakan sebuah langkah yang dikecam oleh Taiwan dan dipandang sebagai upaya intimidasi.
Taiwan adalah masalah teritorial paling sensitif untuk China dan berpotensi sebagai titik nyala gesekan militer. China tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya.
Pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen mengawasi perombakan militer pulau itu, meluncurkan peralatan baru seperti korvet siluman "pembunuh kapal induk".