Bisnis.com, JAKARTA - Irlandia menangguhkan penggunaan vaksin Virus Corona Oxford/AstraZeneca sebagai tindakan pencegahan menyusul laporan lebih lanjut tentang pembekuan darah pada orang yang menerimanya termasuk di Norwegia.
Wakil Kepala Bagian Medis, Ronan Glynn mengatakan badan penasihat Irlandia untuk vaksin telah merekomendasikan bahwa pemberian vaksin AstraZeneca harus "ditangguhkan untuk sementara" seperti dikutip TheGuardian.com, Senin (15/3/2021).
Akan tetapi, dia menekankan belum ada bukti konkret bahwa vaksin itu menyebabkan pembekuan darah.
Penangguhan penggunaan vaksin AstraZeneca di Irlandia terjadi setelah kepala Kantor Statistik Nasional Inggris, Ian Diamond, mengatakan bahwa dia "tidak ragu" akan ada gelombang infeksi Virus Corona lebih lanjut di musim gugur.
Komentarnya di acara The Andrew Marr Show BBC One mendukung peringatan dari kepala petugas medis Inggris, Chris Whitty yang, yang mengatakan Inggris berpotensi mengalami lonjakan kasus di akhir musim panas atau melalui musim gugur dan musim dingin.
Laporan pertama tentang penggumpalan darah pada orang yang menerima vaksin AstraZeneca keluar dari Austria, sehingga menimbulkan kekhawatiran yang menyebabkan sejumlah negara Eropa, termasuk Denmark, menghentikan penggunaannya untuk menunggu penyelidikan.
Wilayah utara Italia Piedmont menangguhkan penggunaan vaksin itu sebagai "tindakan pencegahan ekstrim" untuk menyelidiki kematian seorang guru yang menerima vaksin itu sehari sebelumnya.
Irlandia juga mengutip laporan kematian dan tiga rawat inap di Norwegia yang keluar pada hari Sabtu setelah divaksin.
Pihak AstraZeneca mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Minggu bahwa pihaknya ingin menawarkan jaminan atas keamanan vaksin Covid-19 yang mereka miliki, berdasarkan bukti ilmiah yang jelas.
"Keamanan publik akan selalu diutamakan," kata perusahaan biofarmasi milik Inggris-Swedia itu.
Mereka juga menambahkan bahwa masalah ini sedang dalam peninjauan yang cermat, tetapi bukti yang ada belum menunjukkan bahwa vaksin adalah penyebab pembekuan darah.