Bisnis.com, JAKARTA - Pengiriman perdana vaksin Covid-19 program Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tiba di Ghana kemarin dan diharapkan akan menjadi harapan bagi negara berkembang untuk melakukan vaksinasi atas wabah yang telah menewaskan 2,5 juta orang di seluruh dunia.
Penerbangan tersebut membawa 600.000 dosis vaksin AstraZeneca yang menjadi bagian dari progran COVAC WHO. Vaksin itu jauh lebih mudah didistribusikan ke negara berkembang, karena tidak memerlukan suhu penyimpanan yang sangat dingin seperti vaksin Pfizer-GenTech dan Moderna.
Vaksin yang dikirimkan itu diprioritaskan untuk pekerja medis garis depan, orang-orang yang berusia di atas 60 tahun, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang rentan, menurut Kementerian Informasi Ghana.
“Hari ini menandai momen bersejarah di mana kami telah merencanakan dan bekerja sangat keras,” kata Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta Fore dalam pernyataan bersama agensinya dan WHO Ghana seperti dikutip CNBC.com, Kamis (25/2/2021).
“Dengan pengiriman pertama dosis ini, kami dapat memenuhi janji Fasilitas COVAX untuk memastikan orang-orang dari negara-berkembang tidak tertinggal dalam perlombaan untuk mendapatkan vaksin yang menyelamatkan jiwa,” menurut pernyataan itu.
COVAX merupakan program global yang dipimpin bersama oleh WHO, aliansi vaksin internasional yang disebut Gavi, dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi.
Baca Juga
Ketika negara-negara kaya terus maju dengan pengembangan dan pengadaan vaksin yang mahal, negara-negara yang lebih miskin menderita akibat ketidaksetaraan.
Mark Suzman, Kepala Eksekutif Bill & Melinda Gates Foundation, mengatakan pada bulan Desember tahun lalu, bahwa mungkin sudah terlambat untuk distribusi vaksin yang adil karena telah dikuasai negara-negara kaya.
Negara-negara kaya hanya berjumlah 14 persen dari populasi dunia, namun telah mengamankan 53 persen dari pasokan vaksin, menurut ( juru kampanye hak asasi manusia yang disebut Aliansi Vaksin Rakyat.
COVAX didirikan untuk mengejar akses vaksin yang adil secara global, yang bertujuan untuk memvaksinasi 20 persen orang di 92 negara termiskin di dunia pada akhir tahun 2021 melalui donasi pendanaan. Beberapa negara berpenghasilan menengah lainnya akan memperoleh vaksin melalui program COVAX dengan dana sendiri.