Bisnis.com, JAKARTA - Maestro Tari Legong yang juga merupakan keturunan raja terakhir Karangasem Bulantrisna Djelantik dikabarkan meninggal dunia, Rabu (24/2/2021) dini hari.
Hal itu dikabarkan pianis Indonesia Ananda Sukarlan melalui akun Twitternya, @anandasukarlan, Rabu (24/2/2021) pukul 05.29 WIB.
Menurutnya, Bulantrisna Djelantik yang juga berprofesi sebagai dokter ini sempat berencana berobat ke Jepang. Namun, rencana itu ternyata belum sempat terealisasikan.
"Turut berduka cita atas wafatnya maestra tari Indonesia, Ibu Bulantrisna Djelantik. Berita saya terima pk. 1 dinihari tadi. RIP Ibu #bulantrisnadjelantik," demikian kutipan dari unggahan @anandasukarlan.
Turut berduka cita atas wafatnya maestra tari Indonesia, Ibu Bulantrisna Djelantik. Berita saya terima pk. 1 dinihari tadi. RIP Ibu #bulantrisnadjelantik .
— Ananda Sukarlan (@anandasukarlan) February 23, 2021
Sebelumnya, informasi serupa disampaikan fotografer kawakan Arbain Rambey. "RIP Bulantrisna Djelantik," demikian kutipan akun Twitter @arbainrambey, Rabu (24/2/2021) pukul 05.08 WIB.
Dikutip dari indonesia.go.id, dokter Bulantrisna Djelantik memang dikenal sebagai salah satu maestro Tari Legong yang aktif. Sebagai penari, Bulantrisna Djelantik banyak memperkenalkan Tari Legong ke berbagai daerah sampai keluar negeri dan aktif melakukan regenerasi penari.
Legong Asmaradana menjadi salah satu karya ciptaan Bulantrisna Djelantik. Sebagai informasi, Tari Legong Keraton ditetapkan sebagai warisan budaya dunia non benda oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 2015.
Bulantrisna Djelantik merupakan keturunan raja terakhir Karangasem, AA Anglurah Djelantik. Ayahnya dr AA Made Djelantik adalah tokoh dan budayawan Bali.