Bisnis.com, JAKARTA - Indikator Politik Indonesia merilis survei mengenai vaksinasi Covid-19. Hasilnya, 81,9 responden menyatakan bersedia menjalani vaksinasi apabila vaksin dinyatakan halal. Namun, 41 persen responden masih tidak bersedia divaksin.
Survei Indikator Politik Indonesia (IPI) pada 1 - 3 Februari 2021 dan melibatkan 1.200 responden dengan tingkat kepercayaan 95 persen menyebutkan bahwa 81,9 persen responden akan menerima vaksin Covid-19 jika halal.
Selain itu, 16,9 persen memilih tidak peduli kehalalan vaksin asalkan efektif melindungi dari virus Corona. 1,2 persen di antaranya menjawab tidak tahu dan tidak menjawab.
“Buat sebagian orang mungkin anggap apasih teman-teman saya yang berpandangan progresif liberal kan merasa yang penting kan menyelamatkan,” kata Burhanuddin, Minggu (21/2/2021).
Sementara itu, pemerintah telah menetapkan bahwa vaksin Covid-19 halal. Selain itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah menerbitkan izin penggunaan darurat pada vaksin. Namun, kondisi ini tetap menyisakan masyarakat yang tidak ingin divaksin.
Pada survei yang sama, IPI menemukan bahwa hanya sekitar 41 responden kurang bersedia dan sangat tidak bersedia divaksin. Angka ini diperoleh dari 32,1 persen kurang bersedia dan 8,9 persen sangat tidak bersedia menerima vaksinasi.
Selain itu, 54,9 persen persen masyarakat yang mengaku sangat bersedia atau bersedia menjalani vaksinasi Covid-19 dengan perincian 15,8 persen responden mengatakan sangat bersedia disuntik vaksin dan 39,1 persen cukup bersedia.
“Yang mengagetkan saya secara pribadi meskipun surveinya sudah dilakukan setelah Presiden sendiri langsung menjadi orang pertama untuk divaksin, masih banyak yang tidak bersedia,” ujarnya.
Secara keseluruhan hasil survei menyebutkan 15,8 persen sangat bersedia menjalani vaksinasi; 39,1 persen cukup bersedia; 32,1 persen kurang bersedia; 8,9 persen sangat tidak bersedia dan 4,2 persen tidak menjawab atau tidak tahu.