Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Viral! Keraton Yogyakarta Buka Lowongan Abdi Dalem. Minat Daftar?

Ada empat golongan yang dicari untuk Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, yaitu Wiyaga, Pasindhen, Lebdaswara dan Musikan
Abdi dalem Keraton Yogyakarta membawa gunungan saat acara tradisi Grebeg Syawal 1438 di Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, Senin (26/6). Tujuh buah gunungan diperebutkan oleh masyarakat dalam tradisi yang digelar oleh Keraton Yogyakarta sebagai bentuk syukur Keraton Yogyakarta atas segala rejeki dan keselamatan dari Tuhan. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Abdi dalem Keraton Yogyakarta membawa gunungan saat acara tradisi Grebeg Syawal 1438 di Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, Senin (26/6). Tujuh buah gunungan diperebutkan oleh masyarakat dalam tradisi yang digelar oleh Keraton Yogyakarta sebagai bentuk syukur Keraton Yogyakarta atas segala rejeki dan keselamatan dari Tuhan. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

Bisnis.com, JAKARTA - Keraton Yogyakarta menjadi perbincangan atau viral di media sosial pasca penerimaan lowongan kerja untuk abdi dalem secara terbuka, Selasa (16/2/2021).

Lowongan tersebut dipublikasikan untuk salah satu divisi Keraton Yogyakarta, Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Kridhomardowo yang membidangi kesenian dan pertunjukan.

Lima poster digital yang diunggah akun media sosial resmi Kraton Jogja ini menyertakan pula berbagai macam syarat untuk mendaftarkan diri menjadi abdi dalem di KHP Kridhomardowo. Mas Bekel Brongtomadyo, Ketua Panitia Penerimaan Abdi Dalem Kridhomardowo mengatakan ada empat golongan yang dicari, yaitu Wiyaga, Pasindhen, Lebdaswara dan Musikan.

“Selama ini kan banyak masyarakat yang ingin menjadi abdi dalem, tapi tidak tahu bagaimana caranya. Nah, kebetulan divisi ini sedang membutuhkan abdi dalem untuk 4 golongan itu,” ujar Mas Bekel Brongtomadyo seperti dikutip Tempo.co, Kamis (18/2/2021).

Oleh sebab itu, Brongtomadyo bersama pengajeng atau pimpinan golongan Wiyaga, yaitu MW. Susilomadyo dan jajaran di Kridhomardowo membentuk tim.

Tim itu bekerja berdasarkan dhawuh atau perintah penghageng atau pimpinan KHP Kridhomardowo, yakni KPH Notonegoro untuk membuka pendaftaran dan penerimaan secara terbuka.

“Kami ingin memberikan kesempatan kepada teman-teman di luar yang tertarik dan memang sungguh-sungguh berniat menjadi abdi dalem Keraton Yogyakarta,” imbuhnya.

Penerimaan Abdi Dalem secara terbuka ini memang baru pertama kali dilakukan di KHP Kridhomardowo. Secara umum, persyaratannya adalah bersedia dengan tulus mengabdi di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat; berusia 17-45 tahun; Warga Negara Indonesia, berdomisili atau tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta dan seputar Jawa Tengah; dan bersedia mengikuti tahap seleksi yang diadakan.

Persyaratan mengenai domisili di DIY dan Jawa Tengah ini pun bertujuan untuk memudahkan mobilitas calon pendaftar. Jika diterima menjadi abdi dalem, akan ada kewajiban untuk marak dan sowan (datang) ke Keraton Yogyakarta.

Adapun, tahap seleksi dilakukan dalam 2 tahap. Pertama, seleksi dilaksanakan secara virtual dengan menyeleksi video yang dikirim peserta.

Kedua, seleksi akan dilaksanakan penilaian secara langsung oleh tim dari KHP Kridhomardowo di Keraton Yogyakarta.

Golongan yang dibuka pada penerimaan Abdi Dalem kali ini adalah Wiyaga (penabuh gamelan); Pasindhen (penembang untuk perempuan); Lebdaswara (penembang untuk laki-laki); dan Musikan (korps musik yang bertugas memainkan alat musik barat di Keraton Yogyakarta).

“Banyak juga yang mungkin mempertanyakan kenapa hanya empat golongan ini saja yang dibuka,” kata Brongtomadyo.

Sementara untuk kebutuhan abdi dalem di tepas atau kawedanan lain, belum diketahui karena setiap tepas dan kawedanan memiliki kebijakan masing-masing tentang tata cara penerimaan abdi dalem dan bidang yang dibutuhkan.

“Perlu diingat bagi teman-teman dan masyarakat yang ingin mendaftar, bahwa ini bukan lowongan pekerjaan, karena menjadi abdi dalem adalah komitmen pengabdian seumur hidup,” kata Brongtomadyo.

Setelah lolos seleksi tahap kedua pun nantinya tidak langsung jadi abdi dalem, tetapi akan ada proses magang terlebih dahulu selama maksimal 2 tahun.

Menurut Brongtomadyo, pengabdian itu dilakukan dengan cara nguri-uri kabudayan Adhiluhung, khususnya karawitan di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

“Takutnya kalau dikira ini sebagai pekerjaan dengan imbalan tertentu, nanti akan kecewa,” ujarnya.

Sumber: Tempo.co

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper