Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Senat Lanjutkan Sidang Pemakzulan Trump

Pemungutan suara menghasilkan 56 suara mendukung sidang dilanjutkan dan 44 suara menolak.
Para pendukung Presiden Donald Trump menyerbu Gedung Kongres AS, Capitol, di Washington, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2020), dan bentrok dengan polisi selama demonstrasi untuk menghadang pengesahan hasil Pemilihan Presiden AS 2020 oleh Kongres./Antara/Reuters-Shannon Stapleton
Para pendukung Presiden Donald Trump menyerbu Gedung Kongres AS, Capitol, di Washington, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2020), dan bentrok dengan polisi selama demonstrasi untuk menghadang pengesahan hasil Pemilihan Presiden AS 2020 oleh Kongres./Antara/Reuters-Shannon Stapleton

Bisnis.com, JAKARTA - Senat Amerika Serikat memutuskan untuk melanjutkan sidangan pemakzulan mantan Presiden Trump.

Keputusan, yang belum pernah terjadi sebelumnya, diambil setelah mendengarkan hampir empat jam argumen tentang apakah konstitusional untuk mengadili seorang presiden yang sudah tidak menjabat.

Pemungutan suara menghasilkan 56 suara mendukung sidang dilanjutkan dan 44 suara menolak.

Enam Republikan yang bergabung dengan Demokrat dalam pemungutan suara untuk melanjutkan persidangan adalah Senator Susan Collins dari Maine, Bill Cassidy dari Louisiana, Lisa Murkowski dari Alaska, Mitt Romney dari Utah, Ben Sasse dari Nebraska dan Pat Toomey dari Pennsylvania, demikian dikutip FoxNews.com, Rabu (10/2/2021).

Tim hukum Trump mengatakan persidangan itu tidak konstitusional karena dia tidak lagi menjabat dan tidak dapat menghadapi pencopotan yang merupakan penilaian standar dari hukuman pemakzulan.

"Presiden Trump tidak lagi menjabat dan tujuan konstitusi telah tercapai. Dia telah dicopot oleh para pemilih," kata Bruce Castor, seorang pendukung Trump.

Pengacara Trump lainnya David Schoen mengatakan pemakzulan masih diperdebatkan.

Sidang Senat yang didominasi Partai Demokrat dibuka dengan menayangkan video aksi mantan presiden itu mengumpulkan massa bergerak menuju Gedung Capitol. 

Trump meminta mereka berjuang sekuat tenaga melawan kekalahannya dalam pemilu pada November 2020.

Jumlah suporter Trump saat menyerang Capitol pada 6 Januari lebih banyak dari kepolisian. Dalam video itu terlihat pendukung Trump membanting materi pembatas dan memukul polisi.

Diperlihatkan juga aksi massa saat mencoba mendobrak pintu ruang DPR, termasuk ketika polisi menembak salah satu demonstran bernama Ashli Babbitt sewaktu mencoba memanjat jendela yang rusak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Sumber : FoxNews.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper