Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kawal Bansos, Moedoko Buka Peluang Kehadiran Mitra Strategis

Lakpesdam PBNU menemukan 95 kasus terkait kesalahan administrasi, tindakan diskriminasi, permasalahan data dan transparansi data penyaluran bansos di satu kota dan tiga kabupaten.
Ilustrasi - Pekerja mengemas paket bantuan sosial (bansos) di Gudang Food Station Cipinang, Jakarta, Rabu (22/4/2020)./Antara-M Risyal Hidayat
Ilustrasi - Pekerja mengemas paket bantuan sosial (bansos) di Gudang Food Station Cipinang, Jakarta, Rabu (22/4/2020)./Antara-M Risyal Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Kehadiran mitra strategis untuk mengawal program bantuan sosial dinilai sebagai hal yang penting.

Oleh karena itu pemerintah membuka keterlibatan beragam pihak untuk menjadi mitra strategis dalam mengevaluasi atau mengawal program-program bantuan sosial.

Selama ini pemerintah belum memiliki mitra strategis yang bisa memberi masukan melalui kajian ataupun temuan di lapangan.

“Maka KSP mengapresiasi dan mendukung pihak-pihak yang ingin menjadi mitra strategis untuk pengawalan program bansos,” ujar Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dikutip dari siaran pers KSP di Jakarta, Selasa (9/2/2021).

Hal itu disampaikan Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko saat menggelar audiensi dengan Lajnah Kajian Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) PBNU di Gedung Bina Graha Jakarta, Selasa. 

Moeldoko menyampaikan hal itu merespons temuan 95 kasus terkait kesalahan administrasi, tindakan diskriminasi, permasalahan data dan transparansi data penyaluran bansos dari Lakpesdam di satu kota dan tiga kabupaten.

Menurut Moeldoko, temuan-temuan itu penting untuk menjadi masukan dalam menjalankan fungsi KSP yakni monitoring dan evaluasi.

Terlebih, lanjut Moeldoko, KSP senantiasa memantau perkembangan penyaluran bansos serta melakukan verifikasi dan validasi ke beberapa fokus temuan untuk disampaikan melalui audiensi kepada Menteri Sosial.

“Begitu juga dengan temuan Lakpesdam. Nanti akan ditindaklanjuti KSP untuk diungkapkan saat bertemu Mensos. Namun temuan-temuan itu perlu diperdalam lagi, baik dari sisi bentuk hingga cara pelanggarannya,” jelas Moeldoko.

Deputi II KSP Abetnego Tarigan menambahkan pengetahuan masyarakat terkait jenis-jenis bansos masih kurang karena terdapat berbagai bansos dengan tipologi, sasaran dan K/L yang memayungi.

KSP, kata Abetnego, sedang melakukan sosialisasi terkait hal tersebut.

"KSP, KemenPAN-RB dan Ombudsman juga memiliki kanal pengaduan SP4N-LAPOR! sebagai complain handling mechanism yang di dalamnya menampung pengaduan dari masyarakat terkait bansos ini,” tutur Abetnego.

Wakil Ketua Lakpesdam PBNU Daniel Zuchron menyampaikan pemantauan yang dilakukan Lakpesdam bertujuan agar bansos tersalurkan tepat sasaran sesuai peraturan perundang-undangan.

Dengan begitu, ujar Daniel, Lakpesdam bisa menemukan pola penyelesaian kasus penyalahgunaan distribusi bansos oleh Pemerintah dan masyarakat.

“Serta bisa mengusulkan perbaikan tata kelola distribusi bansos di masa krisis, terutama bagi kelompok rentan dan minoritas,” jelas Daniel.

Daniel memaparkan fokus pantauan Lakpesdam adalah pada pelanggaran distribusi bansos dan kelompok rentan minoritas.

Hal ini dilakukan dengan metode pemantauan observasi langsung, pengamatan melalui media, dan pos pengaduan.

Dalam audiensi dengan KSP, Lakpesdam menyampaikan hasil temuan 30 tim pemantau dari pusat, Nusa Tenggara Barat, Tasikmalaya, Indramayu dan Kuningan.

Daniel pun menegaskan temuan yang masuk ke dalam Lakpesdam sudah melalui tahap validasi dan verifikasi.

Melalui hasil pantauan itu ditemukan 73 kasus pelanggaran distribusi antara lain bantuan ganda, tidak layak namun dapat, layak namun tidak dapat, manipulasi data, penyalahgunaan kewenangan, sembako tidak layak, dan pemotongan/pungli.

Kemudian ditemukan juga 22 kasus dugaan diskriminasi dengan 14 kasus disabilitas, 7 kasus agama/kepercayaan, dan 1 kasus transgender.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper