Bisnis.com, JAKARTA - Politisi Partai Demokrat Benny K. Harman mengatakan kapital menjadi salah satu instrumen vital untuk memenangkan kompetisi di era demokrasi elektoral.
Hal itu diungkapkannya melalui unggahan di akun Twitter resminya, @BennyHarmanID, Selasa (9/2/2021) pukul 13.47 WIB. Dalam unggahan tersebut, Benny melampirkan foto dirinya sedang membaca buku karya ekonom Thomas Piketty bertajuk Kapital.
Wakil Ketua Komisi III DPR ini mengaku bahwa buku tersebut menarik sebab memberikan pemahaman akan pentingnya kapital. Dia pun mengaitkan pemahaman itu dengan maraknya aksi korupsi untuk mengakumulasi modal dan mengendalikan negara.
"Baca buku ini menarik, kita bisa memahami pentingnya kapital. Yang menguasai kapital bisa menguasai negara, kapital termasuk instrumen vital dalam memenangkan kompetisi di era demokrasi elektoral. Pantas ramai2 orang korupsi, menumpuk kapital dan mengendalikan negara. Liberte!" demikian unggahan Benny.
Baca buku ini menarik, kita bisa memahami pentingnya kapital. Yang menguasai kapital bisa menguasai negara, kapital termasuk instrumen vital dalam memenangkan kompetisi di era demokrasi elektoral. Pantas ramai2 orang korupsi, menumpuk kapital dan mengendalikan negara. Liberte! pic.twitter.com/oeK86cjagx
— Benny K Harman (@BennyHarmanID) February 9, 2021
Hingga berita ini dituliskan, unggahan itu sudah disukai oleh sekitar puluhan pengguna Twitter dan dikutip ulang oleh belasan warganet.
Ini bukan kali pertama Benny berkomentar mengenai praktik korupsi dalam kehidupan bernegara via Twitter. Sebelumnya, Benny K. Harman juga menegaskan kekhawatirannya bahwa peraturan pengganti undang-undang atau Perppu Covid-19 digunakan untuk memanfaatkan uang negara bagi kepentingan sekelompok pihak benar adanya.
Baca Juga
Hal itu diungkapkannya juga melalui unggahan di akun Twitter @BennyHarmanID, Kamis (28/1/2021) pukul 13.33 WIB. Dia mengatakan korupsi itu hal biasa.
Namun, katda Benny, korupsi menjadi luar biasa ketika dana bantuan sosial yang nilainya triliunan rakyat disalahgunakan. Padahal, bantuan itu ditujukan untuk membantu rakyat yang susah, menderita dan terhimpit ekonominya akibat pandemi Covid-19.
"Apa yg dulu kami khawatirkan bahwa Perpu Covid-19 dipake untuk membancak uang megara benar adanya.Rakyat Monitor!" tulisnya dalam akun Twitter tersebut.