Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wah, Vaksin AstraZeneca Kurang Efektif Terhadap Varian Virus Afrika Selatan

Varian yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan muncul sebagai ancaman utama bagi prospek dunia untuk mengakhiri pandemi saat negara-negara meluncurkan vaksin.
Vaksin Oxford dan AstraZeneca
Vaksin Oxford dan AstraZeneca

Bisnis.com, JAKARTA - Menurut data awal dalam uji coba fase kecil, vaksin Covid-19 AstraZeneca Plc menunjukkan kemanjuran terbatas terhadap penyakit ringan yang disebabkan oleh varian virus Corona yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan.

"Kemanjuran terhadap kasus Covid-19 yang parah, rawat inap dan kematian belum ditentukan, mengingat bahwa subjek sebagian besar adalah orang dewasa muda yang sehat," kata juru bicara AstraZeneca dalam sebuah pernyataan, dilansir Bloomberg, Minggu (7/2/2020).

Tak satu pun dari peserta dalam penelitian ini meninggal atau dirawat di rumah sakit. Penelitian itu memiliki ukuran sampel yang relatif kecil yakni lebih dari 2.000 individu. Pasien dalam studi acak ini berusia rata-rata 31 tahun.

“Kami yakin vaksin kami dapat melindungi dari penyakit parah, karena aktivitas antibodi penetral setara dengan vaksin Covid-19 lain yang telah menunjukkan aktivitas melawan penyakit yang lebih parah, terutama ketika interval pemberian dosis dioptimalkan hingga 8 sampai 12 minggu,” Kata juru bicara AstraZeneca.

Juru bicara itu menambahkan, data awal menunjukkan tanggapan kekebalan lainnya, seperti sel T yang mungkin tetap utuh dalam varian Afrika Selatan.

Varian yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan muncul sebagai ancaman utama bagi prospek dunia untuk mengakhiri pandemi saat negara-negara meluncurkan vaksin.

Meskipun pembuat vaksin mengatakan suntikan mereka tampaknya menjaga keefektifan terhadap varian virus yang muncul di Inggris, perusahaan farmasi berlomba untuk mengembangkan suntikan penguat terhadap varian baru saat virus berkembang.

Universitas Oxford dan AstraZeneca telah mulai mengadaptasi vaksin mereka terhadap varian ini. Jika diperlukan, mereka akan maju melalui pengembangan klinis sehingga siap untuk pengiriman pada musim gugur tahun ini.

Awal pekan ini, wakil presiden eksekutif penelitian biofarmasi Astra Mene Pangalos mengurangi ekspektasi tentang bagaimana vaksin akan bekerja melawan varian tersebut.

“Kami tidak akan terkejut melihat kemanjuran yang berkurang,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper