Bisnis.com, JAKARTA - Politikus PDIP Ruhut Sitompul turut berkomentar terkait sikap Menkopolhukam Mahfud MD dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang saling berbalas pernyataan terkait kasus kerumunan massa Front Pembela Islam (FPI) di beberapa lokasi.
Dia berharap Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Menkopolhukam Mahfud MD agar tak lagi saling menyalahkan dan berdamai. Hal itu disampaikan Ruhut melalui cuitan pada akun media sosial twitter miliknya @ruhutsitompul, Jumat (18/12/2020).
"Memasuki Natal dan Tahun Baru yang penuh kasih, semoga Mahfud dan Emil damai di bumi sudahi perseteruan cintailah perdamaian," cuitnya.
Ruhut berharap agar persoalan besar antara keduanya itu bisa diperkecil atau bahkan dihilangkan.
"Ada persoalan besar mari kita kecilkan dan setelah kecil kita hilangkan Sukses terus untuk kalian berdua bekerjalah demi Rakyat Indonesia," ujar Ruhut.
Memasuki Natal?Tahun Baru yg penuh kasih, Semoga Mahfud?Emil Damai di Bumi sudahi perseteruan Cintailah perdamaian ada persoalan besar mari Kita kecilkan dan setelah kecil Kita hilangkan Sukses terusssssss utk kalian berdua bekerjalah demi Rakyat Indonesia? paten MERDEKA???.
— Ruhut Sitompul (@ruhutsitompul) December 18, 2020
Seperti diberitakan sebelumnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan bahwa Menkopolhukam Mahfud MD seharusnya turut bertanggungjawab atas peristiwa kerumunan massa simpatisan pimpinan FPI Rizieq Shihab di beberapa lokasi.
Baca Juga
Hal itu disampaikan Gubernur yang akrab disapa Emil ini seusai memenuhi panggilan Polda Jabar untuk memberikan keterangan terkait kerumunan acara Habib Rizieq di Megamendung, Bogor.
“Izinkan saya beropini secara pribadi terhadap rentetan acara hari ini, pertama menurut saya semua kekisruhan yang berlarut-larut ini dimulai sejak adanya statement dari Pak Mahfud yang mengatakan penjemputan HRS itu diizinkan,” katanya.
Menurutnya statement Menko Polhukam tersebut lantas menjadi tafsir dari ribuan orang yang datang ke bandara Soekarno-Hatta. “Selama tertib dan damai boleh maka terjadi kerumunan luar biasa sehingga ada tafsir ini seolah ada diskresi dari Pak Mahfud kepada PSBB di Jakarta dan PSBB di Jabar dan lain sebagainya,” ujarnya.
Menurutnya dalam Islam, adil itu adalah menempatkan semua sesuatu sesuai dengan tempatnya. Oleh karena itu dalam kasus Rizieq, dia menilai Mahfud juga layak dimintai keterangan.
“Beliau juga harus bertanggungjawab tak hanya kami-kami kepala daerah yang dimintai klarifikasi ya, jadi semua punya peran yang perlu diklarifikasi,” katanya.
Dia mengaku keberatan ini belum disampaikan langsung pada Mahfud MD. Namun, dirinya berharap lewat pernyataan ini bisa memunculkan keadilan.
“Hidup ini harus adil lah, semua yang punya peran dalam proses yang kita hadapi harus secara arif, bijak dan segala hormat juga bertanggung jawab terhadap prosesnya,” katanya.
Ridwan Kamil menampik dirinya keberatan dengan pemeriksaan tersebut sehingga menuding Mahfud MD ikut bertanggung jawab. Menurutnya rentetan peristiwa kerumunan Rizieq terjadi serta merta karena ada pemicunya.
Menanggapi pernyataan Emil, Mahfud MD berdalih bahwa pernyataannya beberapa waktu lalu jelas menyebutkan bahwa para penjemput Rizieq Shihab di bandara diminta untuk menerapkan protokol kesehatan. Hal itu diungkapkannya melalui akun Twitter resminya, @mohmahfudmd.
Mahfud juga mengaku siap bertanggung jawab terkait dengan kerumunan massa pendukung Rizieq Shihab.
"Siap Kang RK. Saya bertanggung jawab. Saya yang umumkan HRS diizinkan pulang ke Indonesia karena dia punya hak hukum untuk pulang," kata Mahfud melalui akun Twitternya @mohmahfudmd yang terpantau di Jakarta, Rabu (16/12/2020).
Mahfud juga mengaku bahwa dirinya yang mengumumkan agar HRS boleh dijemput asal tertib dan tidak melanggar protokol kesehatan.
Mahfud melanjutkan, bahwa diskresi yang diberikan pemerintah hanya sebatas penjemputan dan pengantaran Habib Rizieq dari Bandara Soekarno-Hatta hingga ke Petamburan.