Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terungkap, Ilmuwan Nuklir Iran Dibunuh dengan Senjata Kendali Jarak Jauh

Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran menuduh bahwa badan intelijen nasional Israel berada di balik serangan yang menewaskan ilmuwan nuklir Iran Fakhrizadeh.
Bendera Iran berkibar di lapangan minyak Soroush di Teluk Persia, Iran, Senin (25/7/2005),/Reuters-Raheb Homavandi
Bendera Iran berkibar di lapangan minyak Soroush di Teluk Persia, Iran, Senin (25/7/2005),/Reuters-Raheb Homavandi

Bisnis.com, JAKARTA — Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran menyatakan bahwa Israel membunuh ilmuwan nuklir negaranya dengan menggunakan teknologi yang dikendalikan dari jarak jauh.

“Sayangnya, operasi itu sangat rumit dan dilakukan dengan menggunakan peralatan elektronik dan tidak ada [pelaku] di tempat kejadian,” kata Ali Shamkhani, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, kepada wartawan saat upacara pemakaman ilmuwan senior Mohsen Fakhrizadeh, Senin (30/11/2020).

Shamkhani mengatakan tidak ada keraguan bahwa Israel dan badan intelijen nasionalnya, Mossad, berada di balik serangan itu seperti dikutip Aljazeera.com, Selasa (1/12/2020).

Israel berencana membunuh Fakhrizadeh sejak 20 tahun lalu, kata pejabat itu. Dia menambahkan  bahwa kali ini, musuh menggunakan metode yang sepenuhnya profesional, canggih dan baru yang akhirnya berhasil.

Dia juga menuduh Mujahidin-e Khalq (MEK), sebuah organisasi "perubahan rezim" yang berbasis di luar negeri, memiliki peran dalam serangan itu tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Iran menganggap MEK sebagai organisasi teroris dan menuduh beberapa negara Eropa menyembunyikan anggotanya.

Fakhrizadeh, seorang ilmuwan nuklir dan militer terkemuka, tewas pada hari Jumat (27/11/2020) setelah ledakan dan tembakan otomatis di dekat Teheran pada siang bolong.

Pernyataan Shamkhani itu secara drastis mengubah dugaan awal pembunuhan Fakhrizadeh.

Pada awalnya, laporan mengatakan sebuah truk pick-up yang diparkir di pinggir jalan meledak dan kemudian beberapa pria bersenjata melepaskan tembakan ke kendaraan yang membawa Fakhrizadeh, melukai dia dan melukai seorang pengawal.

Namun, komentar Syamkhani tersebut lebih sejalan dengan beberapa pemberitaan media Iran di masa lalu.

Pada Minggu (29/11), situs berita semi-resmi Fars mengatakan senapan mesin yang dioperasikan dari jarak jauh dipasang di truk pick-up yang kemudian meledak.

Pada awalnya dugaan modusnya adalah beberapa peluru ditembakkan. Hal itu mendorong Fakhrizadeh untuk keluar dari kendaraan antipeluru karena mengira ada yang salah dengan mobilnya. Dia kemudian diserang beberapa kali, menurut laporan itu.

Sebelumnya pada Senin (30/11), saluran televisi negara berbahasa Inggris Press TV melaporkan senjata yang ditemukan dari tempat serangan itu memiliki "logo dan spesifikasi industri militer Israel".

Adapun, Al-Alam, saluran televisi berbahasa Arab milik lembaga penyiaran negara, mengklaim persenjataan yang digunakan "dikendalikan oleh satelit".

Terkait serangan itu, Iran telah bersumpah akan balas dendam atas pembunuhan Fakhrizadeh dan meminta komunitas internasional untuk secara eksplisit mengutuknya sebagai "aksi teror".

Israel dan intelijen Barat selama bertahun-tahun menganggap Fakhrizadeh sebagai kepala program senjata nuklir rahasia Iran yang dibubarkan pada tahun 2003.

Pada tahun 2018, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara khusus menyebut Fakhrizadeh dalam sebuah presentasi, mengatakan "ingat nama itu".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper