Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh pemangku kepentingan di sektor pengadaan barang dan jasa untuk memanfaatkan sisa waktu hingga 22 Desember 2020 untuk menyerap anggaran semaksimal mungkin.
Kepala Negara beralasan, saat ini belanja negara masih menjadi andalan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
Kemudian, sambungnya, untuk mempertahankan capaian tren positif pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga yakni minus 3,49 persen dari sebelumnya 5,32 persen di kuartal kedua, dibutuhkan penyerapan anggaran yang lebih maksimal.
“Oleh sebab itu, untuk pengadaan barang dan jasa, yang praktis tinggal sampai 22 Desember, at least tinggal sebulan ini betul-betul kita belanjakan sesuai dengan rencana baik dari APBD maupun APBN yang ada,” kata Jokowi saat membuka acara Rakornas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (18/11/2020).
Lebih lanjut, dia juga mengkritisi penyerapan anggaran di sektor konstruksi yang bernilai besar yakni Rp40 triliun yang masih dalam proses.
“Masih dalam proses itu Rp40 triliun. Lha terus mau ngerjainnya kapan? Pengerjaannya kapan? Tinggal sebulan,” ujarnya.
Walhasil, Jokowi menilai perubahan fundamental dalam pengadaan barang dan jasa yakni peningkatan value for money harus dilakukan selain cepat, transparan, dan akuntabel.
Dia meminta Lembaga Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) untuk berani melakukan banyak terobosan, terutama dengan memanfaatkan teknologi super modern.