Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Protes Ramaikan Penghitungan Suara Pilpres AS di Washington

Hasil dari pertarungan sengit untuk memperebutkan kursi kepresidenan masih belum dapat diputuskan pada hari Rabu (4 November), sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa ketidakpastian yang berkepanjangan dapat memicu konflik.
Calon Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Joe Biden (kanan)./Istimewa
Calon Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Joe Biden (kanan)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Protes terkait hasil penghitungan suara Pilpres AS tersebar dari Washington DC hingga negara bagian Washington beberapa jam setelah pemungutan suara ditutup, tetapi tidak ada tanda-tanda kerusuhan atau kekerasan yang meluas terkait dengan pemilihan AS.

Hasil dari pertarungan sengit untuk memperebutkan kursi kepresidenan masih belum dapat diputuskan pada hari Rabu (4 November), sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa ketidakpastian yang berkepanjangan dapat memicu konflik.

Tetapi demonstrasi semalam di kota-kota termasuk Seattle, Washington dan New York sebagian besar tetap damai.

Di Washington, lebih dari 1.000 orang yang memprotes Presiden Donald Trump berkumpul di Black Lives Matter Plaza pada Selasa malam yang hanya satu blok dari Gedung Putih, sementara ratusan lainnya berjalan melalui pusat kota, dan terkadang terlihat memblokir lalu lintas dan menyalakan kembang api.

Para pengunjuk rasa berteriak, “Jalan siapa? Jalanan kita!" dan "Jika kita tidak mendapatkan keadilan, mereka tidak akan mendapatkan kedamaian!" seperti dikutip dari channelnewsasia.com

Sekelompok remaja menari di jalan saat penonton bersorak. Terlihat banyak spanduk besar ibentangkan, termasuk yang bertuliskan "Trump selalu berbohong".

Pada satu titik, para demonstran menusuk ban mobil polisi yang diparkir. Ratusan orang berbaris dalam demonstrasi anti-Trump di Portland, Oregon, dan Seattle, dengan beberapa ditangkap.

"Seperti inilah demokrasi itu," teriak para pengunjuk rasa di Portland, di mana penyelenggara mengatakan demonstrasi akan berjalan damai dan bahwa terlepas dari hasil pemilihan presiden, mereka akan terus memprotes untuk mendukung keadilan rasial. Kantor sheriff mengatakan beberapa pengunjuk rasa secara terbuka membawa senjata.

Gubernur setempat Oregon Kate Brown, telah membuat National Guard bersiaga, karena Portland telah menyaksikan protes hampir setiap malam sejak kematian George Floyd di bawah lutut petugas polisi Minneapolis pada bulan Mei. 

Walikota Portland Ted Wheeler mengatakan di Twitter bahwa tidak akan ada toleransi untuk setiap tindakan kekerasan, intimidasi atau penghancuran kriminal,” dan bahwa orang harus "aman saat menggunakan suara mereka untuk mendukung perspektif mereka,"

Di Seattle, polisi mengatakan mereka menangkap beberapa orang, termasuk seseorang yang menyebar paku di jalan dan satu lagi yang melewati barikade dan masuk menuju jalur sepeda polisi. Tidak ada yang terluka.

Ratusan bisnis di kota-kota di seluruh AS menutup pintu dan jendela menggunakan kayu mereka menjelang pemilu, hal ini muncul karena rasa khawatir pemungutan suara dapat mengarah pada aksi kekerasan yang pecah setelah kematian Floyd.

"Beberapa orang ingin membuat kekacauan dan masalah," ujar Walikota Washington Muriel Bowser pada hari sebelumnya. Dia berkata bahwa dia belum pernah melihat begitu banyak bisnis yang ditutup dan berkata "Itu semua membuat saya sedih,"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper