Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dikabarkan sedang mempertimbangkan kemungkinan pemberlakuan lockdown nasional yang lebih ketat mulai pekan depan.
Berdasarkan laporan dari The Times, Johnson akan mengumumkan langkah baru tersebut pada konferensi pers Senin (2/11), mendatang, yang akan menutup sejumlah kegiatan bisnis kecuali sektor-sektor esensial dan pendidikan.
Namun, batasan pasti dari lockdown ini belum diputuskan. Konteks dari kebijakan tersebut akan didiskusikan pada akhir pekan ini ketika Johnson dan Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak mencoba mencari tahu langkah apa yang dapat diberlakukan tanpa memberi dampak kerusakan besar pada ekonomi.
"PM sedang mempertimbangkan pemberlakuan lockdown nasional baru di tengah kekhawatiran bahwa rumah sakit di seluruh negeri sedang kewalahan. Lockdown dapat diberlakukan pada mulai Rabu (4/11) dan tetap berlaku hingga 1 Desember," seperti dikutip melalui The Times, Sabtu (31/10).
Namun, hingga saat ini diyakini belum ada keputusan akhir yang telah dibuat, dan pembatasan regional yang lebih keras, di antaranya dengan pengenalan pembatasan Tingkat 4, juga sedang dipertimbangkan.
Johnson sejauh ini menolak tekanan untuk memberlakukan kembali pembatasan skala nasional, meskipun ada seruan untuk memutus rantai penularan guna mengekang peningkatan kasus virus corona.
Baca Juga
Data baru yang diterbitkan pada Jumat (31/10), menunjukkan sekitar 570.000 orang terinfeksi Covid-19 di seluruh Inggris setiap pekan, mendorong himbauan baru dari para ilmuwan untuk pembatasan yang lebih ketat.
Survei infeksi Covid-19 yang dirilis oleh Kantor Statistik Nasional (ONS) menemukan kasus aktif terus meningkat tajam dalam pekan yang berakhir 23 Oktober, dengan perkiraan 568.100 orang terinfeksi.
Penasihat ilmiah pemerintah percaya sudah terlambat untuk memutus rantai penularan nasional dengan pemberlakuan lockdown selama dua pekan untuk memiliki efek yang cukup sehingga dibutuhkan periode pembatasan yang lebih lama.
Dokumen dari Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Keadaan Darurat (Sage) yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan Covid-19 secara signifikan menyebar lebih cepat di seluruh Inggris daripada skenario terburuk yang diprediksi oleh pemerintah.