Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Inggris tengah mempertimbangkan untuk mengurangi jangka waktu isolasi untuk orang yang mengalami kontak dekat dengan pasien positif Covid-19, dari dua pekan menjadi 10 atau tujuh hari.
“Tim kami sedang mempelajari hal ini. Keputusan akhirnya nanti akan tetap didasarkan pada hasil penelitian,” ungkap Sekretaris Irlandia Utara Brandon Lewis, dilansir Bloomberg, Senin (26/10/2020).
Kebijakan yang ada di Inggris terkait penanganan Virus Corona dipastikan berubah melihat banyak bukti buruknya kepatuhan masyarakat terhadap aturan karantina di Inggris.
Seperti studi King's College London terhadap 30.000 orang antara Maret dan Agustus menemukan hanya 10,9 persen melaporkan tinggal di rumah dan diisolasi selama dua pekan penuh setelah pelacakan kontak.
Adapun, untuk mendorong industri pariwisata yang hancur lebur selama masa kanrantina, Inggris juga tengah mempertimbangkan untuk memangkas waktu karantina untuk orang yang datang dari luar negeri.
Virus Corona masih aktif menyebar di Inggris Raya, sejalan dengan angka kematian yang juga terus naik. Berdasarkan data terakhir pada Minggu (25/10/2020) menunjukkan bahwa ada 19.790 kasus baru, yang turun dibandingkan dengan 23.012 tambahan kasus pada hari sebelumnya.
Kematian bertambah 151 orang membuat total kematian di Inggris akibat Corona mencapai 44.896. Sementara itu, di Spanyol dan Italia, di mana lonjakan kasus juga masih terjadi, keduanya sudah mengumumkan akan menerapkan pembatasan lebih ketat mulai akhir pekan lalu.
Pemerintah Inggris juga menghadapi tekanan dari penyelidikan mendetail di surat kabar Sunday Times yang mengatakan sistem triase lansia pada fase awal pandemi membuat banyak orang tidak menerima perawatan intensif sebelum mereka meninggal. Namun, Pemerintah Inggris membantah cerita tersebut.
"Ini salah. Tidak pernah ada aturan atau pedoman apa pun yang diuraikan di Times,” kata Lewis.