Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri China pada hari ini, Jumat (23/10/2020), memutuskan untuk tidak mengakui paspor BNO yang dikeluarkan Inggris untuk penduduk Hong Kong sebagai pembalasan atas langkah London untuk membuka jalan kewarganegaraan bagi pemegang paspor tersebut.
Juru bicara kementerian Zhao Lijian mengatakan bahwa Inggris telah melanggar janjinya dan mempermainkan masalah paspor Nasional Inggris atau Britis National (Overseas) Passport/BNO.
"Pihak Inggris melanggar janjinya, bersikeras untuk menempuh jalannya sendiri dan berulang kali mempermainkan masalah paspor BNO," kata Zhao, dikutip dari Channel News Asia.
"Karena pihak Inggris pertama-tama melanggar komitmennya, China akan mempertimbangkan untuk tidak mengakui paspor BNO sebagai dokumen perjalanan yang sah, dan berhak untuk mengambil tindakan lebih lanjut," kata Zhao.
Inggris mengatakan pada bulan Mei lalu bahwa mereka akan mengizinkan pemegang paspor BNO untuk memperpanjang masa tinggal dan kemungkinan mendapatkan kewarganegaraan Inggris.
Pernyataan ini akhirnya mendorong ribuan penduduk Hong Kong untuk segera memperbarui atau membuat paspor BNO ketika Beijing meningkatkan pembatasan ekspresi politik di kota tersebut.
Baca Juga
Kemarin, Kamis (22/10/2020), Inggris mengkonfirmasi perihal cara mendapatkan kewarganegaraan untuk hampir 3 juta orang warga Hong Kong, dengan mengatakan tidak akan ada kuota batasan dan visa lima tahun masing-masing berharga £250 atau US$330.
Berdasarkan data Inggris, lebih dari 300.000 dari 7 juta penduduk Hong Kong memegang paspor BNO. Angka ini bertambah lebih dari dua kali lipat dari empat tahun yang lalu.