Bisnis.com, JAKARTA - Kelompok bersenjata Irak menembakkan dua roket Katyusha ke sebuah rumah di Baghdad dan menewaskan dua wanita serta tiga anak dan melukai dua anak lainnya, menurut pihak Irak kemarin.
Serangan itu merupakan yang pertama kalinya dalam beberapa bulan yang menyebabkan korban sipil.
Tiga anak Irak dan dua wanita berasal dari keluarga yang sama tewas ketika sebuah roket yang menargetkan bandara Baghdad, tempat pasukan AS ditempatkan, malah jatuh di rumah mereka, kata militer dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Aljazeera.com, Selasa (29/9/2020).
Roket itu diluncurkan dari lingkungan al-Jihad di Baghdad dan rumah yang tertembak hancur total.
Pihak militer menuduh "gang kriminal pengecut dan kelompok penjahat" berusaha untuk "menciptakan kekacauan dan meneror orang".
Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Kadhimi telah memerintahkan penangkapan para pelaku.
Baca Juga
Dia mengatakan "geng-geng ini tidak akan diizinkan untuk berkeliling dan merusak keamanan" tanpa mendapat hukuman.
Kematian itu adalah yang pertama di antara warga sipil Irak dalam pecahnya kekerasan terbaru setelah pejuang Syiah Irak yang didukung Iran disalahkan karena menargetkan kepentingan AS di negara itu.
Serangkaian serangan juga menargetkan orang Amerika Serikat (AS) setelah Washington mengancam akan menutup kedutaannya dan menarik 3.000 tentaranya dari negara itu kecuali tembakan roket berhenti.
Pada Oktober 2019 dan Juli 2020, setidaknya 39 serangan roket menargetkan kepentingan Amerika Serikat di Irak. Angka serupa terjadi lagi dalam beberapa bulan terakhir.
Roket sering menargetkan kedutaan AS di Baghdad yang berada di dalam Zona Hijau yang dijaga ketat. Pasukan AS juga hadir di pangkalan Irak serta bandara Baghdad.
Bom pinggir jalan juga sering menargetkan konvoi yang membawa peralatan yang ditujukan untuk pasukan koalisi pimpinan AS.
Frekuensi tembakan roket telah membuat tegang hubungan Irak-AS dan mendorong pemerintahan Trump pekan lalu mengancam akan menutup misi diplomatiknya di Baghdad.