Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Demo Tolak Lockdown, Warga London Bentrok dengan Polisi

Petugas menggunakan tongkat untuk mengendalikan massa, setelah botol dan air dilemparkan oleh pengunjuk rasa yang berkumpul di Trafalgar Square. Sedikitnya tiga pengunjuk rasa dan sembilan petugas terluka, sementara 16 orang ditangkap.
Ilustrasi - Orang-orang berkumpul di Trafalgar Square sehari setelah serangan London./Reuters
Ilustrasi - Orang-orang berkumpul di Trafalgar Square sehari setelah serangan London./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Polisi telah bentrok dengan pengunjuk rasa pada sebuah aksi unjuk rasa di pusat kota London, Inggris, yang menentang pemberlakuan lockdown, Sabtu pekan lalu.

Petugas menggunakan tongkat untuk mengendalikan massa, setelah botol dan air dilemparkan oleh pengunjuk rasa yang berkumpul di Trafalgar Square. Sedikitnya tiga pengunjuk rasa dan sembilan petugas terluka, sementara 16 orang ditangkap.

Polisi mengatakan aksi protes ditutup karena massa tidak mematuhi social distancing. Hanya sedikit dari ribuan orang berkumpul di pusat kota London itu yang menggunakan masker.

Menurut kepolisian, sebelumnya aksi demonstrasi dibebaskan dari aturan enam pembatasan, tetapi demonstran harus menjaga jarak dan penyelenggara juga diharuskan menyerahkan penilaian risiko. Aturan di Inggris membatasi pertemuan di dalam dan di luar ruangan hingga enam orang, dengan beberapa pengecualian.

Walikota London Sadiq Khan mengatakan perilaku sembrono dan kekerasan dari beberapa pengunjuk rasa telah membuat petugas polisi yang bekerja keras terluka dan membahayakan keselamatan kota.

"Kita tidak bisa membiarkan pengorbanan yang dilakukan warga London dirusak oleh perilaku egois sejumlah kecil orang," katanya dilansir BBC, Senin (28/9/2020)

Khan menegaskan tak akan menolerir kekerasan yang terjadi dan memastikan melaku diproses hukum. Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu sore, kepolisian mengatakan kerumunan di Trafalgar Square tidak mematuhi ketentuan penilaian risiko dan menempatkan orang dalam bahaya penularan virus.

"Ini telah membatalkan penilaian risiko mereka dan kami telah memberi tahu penyelenggara acara bahwa mereka tidak lagi dibebaskan dari peraturan," kataya.

Diketahui, unjuk rasa bertajuk "we do not consent" itu terjadi seminggu setelah peristiwa yang menyebabkan lebih dari selusin petugas terluka ketika minoritas kecil menjadi sasaran polisi dan lebih dari 32 penangkapan dilakukan.

Mengomentari peristiwa pada hari Sabtu, Komandan Ade Adelekan yang memimpin operasi mengatakan ketika massa mulai membengkak di Trafalgar Square, menjadi tidak mungkin bagi orang untuk menjaga jarak sosial.

"Demi keselamatan publik, petugas kemudian bekerja dengan cepat untuk membubarkan massa. Saya berterima kasih kepada anggota demonstrasi yang mendengarkan petugas dan pulang. Namun, saya sangat frustrasi melihat sembilan petugas terluka dalam bentrokan dengan sebagian kecil pengunjuk rasa.," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Ropesta Sitorus
Sumber : BBC
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper