Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Boris Johnson tengah mempertimbangkan untuk menutup London Raya dan memerintahkan masyarakat dengan risiko tinggi untuk tetap tinggal di rumah.
Kebijakan ini akan menjadi lockdown kedua di Inggris. Menurut Sunday Times, pemerintah Inggris akan mengambil langkah ini jika tingkat infeksi melonjak.
Tidak hanya menutup kota London, pemerintah akan memperketat aturan karantina pada masuk ke Inggris, seperti dilansir The Sunday Telegraph.
Akan ada pembatasan perjalanan masuk dan keluar di jalan raya M25 yang mengelilingi London Raya dan larangan menginap satu malam bagi masyarakat di kota tersebut.
Orang lanjut usia dan mereka yang dianggap memiliki peningkatan risiko dari Covid-19 diminta untuk tinggal di rumah.
Laporan tersebut muncul kurang dari dua hari setelah pemerintah menunda rencana pelonggaran lockdown di tengah lonjakan infeksi.
Johnson membatalkan rencana untuk membuka kembali fasilitas rekreasi seperti arena bowling, dan membatalkan uji coba yang bertujuan untuk mendorong penggemar olahraga kembali menyaksikan pertandingan langsung di stadion.
Baca Juga
Kurang dari sebulan yang lalu, Johnson membandingkan gagasan tentang lockdown nasional kedua sebagai alat yang mirip dengan "penangkal nuklir". Menurutnya, kebijakan tersebut adalah upaya terakhir yang akan diambil.
Inggris sendiri mencatat jumlah kematian tertinggi di Eropa dan pemerintah telah dituduh menunggu terlalu lama untuk memberlakukan lockdown pada bulan Maret, ketika kasus Covid-19 pertama muncul.