Bisnis.com, JAKARTA - Militer Israel melakukan serangkaian serangan udara di wilayah Jalur Gaza yang telah dikepung kemarin setelah pihak Palestina sebelumnya menembakkan roket ke Israel saat penandatanganan normalisasi hubungan dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain di Amerika Serikat.
Menurut Wafa, kantor berita resmi Palestina, pesawat tempur Israel menembakkan peluru kendali ke sebuah situs di Beit Lahiya di jalur utara.
Mereka juga menargetkan wilayah di Deir al-Balah, sebuah kota di Gaza tengah, serta sebagian di Khan Younis di Gaza selatan. Akan tetapi, belum ada korban jiwa yang dilaporkan.
Kemarin pagi, 15 roket telah ditembakkan ke Israel dan melukai dua orang, menurut pihak militer seperti dikutip Aljazeera.com, Kamis (17/9/2020).
Hamas, kelompok yang menguasai Jalur Gaza, memperingatkan Israel bahwa mereka "akan membayar harga untuk setiap agresi terhadap rakyat Palestina.
"Kami akan meningkatkan dan memperluas serangan kami," menurut sebuah pernyataan mereka.
Tanpa menyebut faksi tertentu, kelompok Jihad Islam Palestina di Gaza menyatakan pihak "perlawanan" telah menembakkan roket ke Israel.
Israel, UEA dan Bahrain menandatangani kesepakatan normalisasi hubungan yang ditengahi AS
Sebelumnya, tentara Israel dalam sebuah pernyataan mengatakan telah melakukan 10 serangan udara terhadap posisi milik Hamas sebagai tanggapan atas roket yang ditembakkan ke Israel.
Palestina, yang terus mengupayakan sebuah negara merdeka yang mencakup Tepi Barat dan Gaza yang diduduki secara ilegal oleh Israel, memandang kesepakatan yang ditengahi AS sebagai pengkhianatan terhadap perjuangan mereka.
Tembakan roket terbaru dari Gaza terjadi setelah sebulan kelompok bersenjata di jalur itu meningkatkan serangan balon pembakar terhadap Israel, yang membalas dengan serangan udara malam hari terhadap Hamas.