Bisnis.com, JAKARTA – Pemimpin partai berkuasa Jepang Yoshihide Suga resmi terpilih sebagai Perdana Menteri dalam pemungutan suara parlemen Rabu (16/9/2020), menggantikan Shinzo Abe yang telah menjabat hampir delapan tahun.
Dilansir Bloomberg, Partai Demokrat Liberal (LDP) yang dipimpin Suga menggunakan suara mayoritasnya di majelis rendah parlemen untuk memilihnya memimpin ekonomi terbesar ketiga di dunia tersebut.
Setelah pemungutan suara, Suga akan memasuki Kantor Perdana Menteri sebagai pemimpin baru dan menamai memberikan perincian mengenai kabinetnya di hari yang sama.
Penunjukan Suga, dua hari setelah dia terpilih sebagai pemimpin LDP, menutup catatan rekor Perdana Menteri Shinzo Abe selama hampir delapan tahun berturut-turut di posisi puncak negara.
Suga yang berusia 71 tahun, yang sebelumnya menjabat sebagai tangan kanan Abe, telah berjanji untuk mempertahankan kebijakan fiskal fleksibel mantan bosnya dan kebijakan moneter yang sangat longgar, yang dikenal sebagai "Abenomics.”
Meskipun Suga berjanji untuk memilih orang-orang reformis untuk duduk dalam kabinetnya, Kyodo News dan laporan media lainnya mengatakan dia telah memutuskan untuk mempertahankan Menteri Keuangan Taro Aso dan Menteri Luar Negeri Toshimitsu Motegi.
Baca Juga
Sekretaris Jenderal LDP Toshihiro Nikai, seorang perantara politik veteran, juga akan tetap di bawah pemerintahan baru. Sementara itu, ketua sekretaris kabinet yang sebelumnya dipegang Suga selama beberapa masa jabatan akan diberikan kepada Katsunobu Kato, mantan birokrat Kementerian Keuangan yang baru-baru ini menjabat sebagai menteri kesehatan.
Adik laki-laki Abe, Nobuo Kishi, akan menjadi menteri pertahanan, sementara Menteri Pertahanan saat ini Taro Kono akan mengambil alih sebagai menteri untuk reformasi administrasi.
Spekulasi tentang pemilihan umum dini telah meningkat menyusul lonjakan dukungan untuk kabinet. Namun, Suga telah berulang kali mengatakan akan sulit untuk mengadakan pemungutan suara di tengah wabah Covid-19.
Suga telah blak-blakan tentang beberapa masalah khusus, termasuk perlunya persaingan yang lebih ketat di antara penyedia ponsel untuk mengurangi biaya layanan ponsel. Dia mengatakan Jepang memiliki terlalu banyak lembaga keuangan regional, dan dia adalah pendukung kuat memperkenalkan resor kasino untuk mendukung pariwisata.
Meskipun Suga memiliki sedikit pengalaman langsung dalam diplomasi, dia mengatakan bahwa aliansi Jepang dengan AS akan tetap menjadi landasan kebijakan luar negerinya. Ia juga mengatakan ingin mempertahankan hubungan yang stabil dengan China, mitra dagang terbesar negaranya.