Bisnis.com, JAKARTA – Direktorat Jenderak Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud RI) bakal segera meluncurkan platform digital Kedai Reka sebagai jembatan antara perguruan tinggi dan industri.
Platform tersebut diluncurkan berkaca pada kesuksesan China.
Dirjen Dikti Nizam mengatakan bahwa di China, yang membuat industrinya sukses adalah karena paham betul bahwa untuk mengambil sumber daya yang berkualitas adalah dari pendidikan tinggi.
“Pendidikan tinggi inisebagai fase akhir peralihan dari dunia pendidikan ke dunia kerja. China membaca itu dan membuat kerja sama jauh-jauh hari supaya nanti setelah lulus mahasiswanya bisa diserap dipekerjakan tapi dengan kualitas yang sudah sangat baik,” ujarnya saat konferensi pers, Senin (7/9/2020).
Platform Kedai Reka nantinya bakal menjadi wadah dari sumber daya manusia (SDM) unggul yang sebelumnya tidak pernah terlihat atau terlibat dalam dunia perindustrian agar bisa berinovasi lebih dan menggunakan ilmunya dalam dunia nyata.
“Sekarang kan kebanyakan penelitian berakhir di perpustakaan kampus, tidak pernah sampai ke perindustrian. Padahal, selama dua bulan awal pandemi saja ternyata sudah ada lebih dari 1.600 inovasi. Itu pun bukan karya sepele, ada yang berbasis artificial intelligence [AI] yang harusnya bisa dipakai industri dan membantu memajukan bangsa,” ujarnya.
Selain itu, Kedai Reka juga ditujukan untuk mengatasi masalah industri yang sebetulnya bisa dipenuhi oleh perguruan tinggi.
“Industri, masalahnya kalau nggak SDM, ya inovasi baru. Kebanyakan masih menganut ATM [amati, tiru, modifikasi], yang sebetulnya bisa diatasi oleh sumber daya dari perguruan tinggi. Tapi, dunia kerja belum nyambung sama perguruan tinggi karena tidak saling sapa, sehingga perlu platform sebagai jembatan antarkeduanya,” jelasnya.
Dikti menargetkan setelah diluncurkan mulai 24 September 2020 mendatang, Kedai Reka bisa menampung sebanyak mungkin perusahaaan dan perguruan tinggi serta inovasi-inovasi, tenaga, serta keahlian di satu wadah tersebut untuk mewujudkan Kampus Merdeka.
“Di platform ini semua bisa punya akses. Dalam Kampus Merdeka kan mahasiswa perlu punya pengalaman. UMKM bisa cari mahasiswa yang memang audah menguasai bidang tertentu untuk membantu proyek UMKM, dan karyanya mahasiswa juga nantinya bisa diterapkan lebih lanjut,” ujarnya.