Bisnis.com, JAKARTA - India sedang mempertimbangkan untuk memperluas program bantuan pekerja yang awalnya hanya ditujukan bagi penduduk desa, kini direncanakan pula untuk orang-orang di kota kecil yang menganggur akibat lockdown.
Sanjay Kumar, Sekretaris Bersama di Kementerian Perumahan dan Urusan Perkotaan, mengatakan jika disetujui program tersebut dapat diluncurkan di kota-kota kecil dan akan menelan biaya sekitar 350 miliar rupee (US$4,8 miliar).
"Pemerintah sudah mempertimbangkan ide ini sejak tahun lalu," ujarnya dilansir Bloomberg, Rabu (2/9/2020).
Pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi telah menghabiskan lebih dari 1 triliun rupee untuk program pekerjaan pedesaan tahun ini, di mana para pekerja di pedalaman bisa mendapatkan upah harian minimum yang dijamin sebesar 202 rupee untuk setidaknya 100 hari setahun.
Rencana perluasan bantuan akan meredakan pukulan pada warga yang paling terpengaruh oleh dampak virus Corona, yang telah membuat ekonomi terbesar ketiga di Asia berada di jalur kontraksi terdalam dalam sejarah.
Idenya adalah memulai dengan kota-kota yang lebih kecil karena proyek-proyek kota besar biasanya memerlukan keahlian profesional.
Baca Juga
Program pedesaan melibatkan perekrutan untuk proyek-proyek pekerjaan umum lokal seperti pembangunan jalan, penggalian sumur dan reboisasi. Kini program itu mencakup lebih dari 270 juta orang dan digunakan sebagai alat untuk menyediakan pekerjaan bagi pekerja migran yang kembali dari kota di tengah-tengah penguncian.
Menurut London School of Economics, Covid-19 juga menghancurkan mata pencaharian di perkotaan India, menciptakan kelas bawah baru diantara pekerja yang terdorong ke dalam kemiskinan.
Lebih dari 121 juta orang kehilangan pekerjaan pada April, mendorong tingkat pengangguran ke rekor tertinggi 23 persen, menurut Pusat Pemantauan Indian Economy Pvt. Namun tingkat pengangguran sejak itu turun saat ekonomi dibuka kembali.
"Oleh karena itu, komitmen tingkat nasional untuk mengatasi krisis mata pencaharian sangat penting untuk mencegah pekerja perkotaan jatuh ke dalam kemiskinan dan untuk mengimbangi peningkatan ketimpangan yang tajam dan tiba-tiba," tulis Shania Bhalotia, Swati Dhingra dan Fjolla Kondirolli, dalam sebuah laporan.
Sekretaris Urusan Ekonomi Tarun Bajaj sebelumnya berbicara tentang program tersebut dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Business Standard, meningkatkan ekspektasi peningkatan fiskal setelah paket dukungan 21 triliun rupee yang diumumkan sebelumnya gagal dalam hal pengeluaran anggaran yang sebenarnya.
Ashima Goyal, seorang profesor di Indira Gandhi Institute of Development Research di Mumbai dan penasihat Modi mengatakan program tersebut akan memberikan dorongan permintaan bagi perekonomian.